Status Udara 'Berbahaya' Akibat Kabut Asap Pekat Karhutla, Jambi Liburkan Sekolah Selama Sepekan

Status Udara 'Berbahaya' Akibat Kabut Asap Pekat Karhutla, Jambi Liburkan Sekolah Selama Sepekan
Tim Manggala Agni KLHK terus melakukan patroli mandiri dan sosialisasi di provinsi-provinsi rawan karhutla. Foto: KLHK for JPNN.com

"Harapan saya harusnya masalah ini bisa diminimalisir dan beri sanksi tegas bagi yang membakar lahan," katanya.

Asap kiriman dari Sumatera Selatan
Status Udara 'Berbahaya' Akibat Kabut Asap Pekat Karhutla, Jambi Liburkan Sekolah Selama Sepekan Photo: Petugas sedang berusaha memadamkan lahan gambut yang terbakar di kawasan Muaro Jambi. (Istimewa)

 

Jambi merupakan 1 dari 4 wilayah di Provinsi Jambi yang tengah dilanda kabut asap. Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi menyebutkan kabut asap ini merupakan dampak dari karhutla yang terjadi di wilayah Jambi dan provinsi tetangga Sumsel.

Pantauan satelit BMKG mencatat pertanggal hari 18 Agustus 2019 ada 6 titik hotspot di Provinsi Jambi.

Sementara hari ini pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan secara khusus menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Jambi yang terdampak kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah mereka khususnya di Desa Muara Medak.

"Kedatangan kami di sini karena telah terjadinya asap yang masuk ke wilayah Provinsi Jambi. Oleh karena itu, dengan ini kami sampaikan atas nama Pemkab Musi Banyuasin, kami menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat di Jambi atas asap yang masuk ke Jambi,'' kata Staf Ahli Bupati Bidang Politik dan Hukum Pemkab Muda, Haryadi Karim dalam jumpa persnya di Makorem Jambi, ambi, Senin (19/8/2019).

Haryadi mengatakan sudah hampir satu minggu hutan dan lahan di Desa Muaro Medak terbakar dengan luas lahan yang terbakar telah mencapai 3.290 hektar.

"Luas hektar yang terbakar saat ini ada sebanyak 3.290 hektar semuanya terjadi di Desa Muaro Medak, Muba. Lahan yang terbakar itu semuanya merupakan lahan dari masyarakat,'' ujar Haryadi.

Kebakaran hutan dan lahan karhutla menyebabkan kabut asap pekat di sejumlah daerah masih belum teratasi sepenuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News