Stepi Anriani: Politik dan Intelijen Tidak Bisa Dipisahkan
jpnn.com, JAKARTA - Kandidat doktor bidang kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Stepi Anriani mengatakan, intelijen dan politik merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Menurut Stepi, politik sebagai cara mendapatkan, merebut, dan mempertahankan kekuasaan.
Sementara itu, intelijen merupakan rangkaian kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencapai dan merebut kekuasaan.
Dia menambahkan, politik yang saat ini dirasakan masyarakat tak luput dari hal-hal negatif. Misalnya, hoaks, politik identitas, dan politik uang.
“Pendekatan intelijen bisa menjadi sebuah tawaran bagi kandidat maupun tim sukses agar tidak melakukan upaya instan dengan money politic maupun hal-hal negatif lainnya,” kata Stepi dalam peluncuran bukunya berjudul Intelijen & Pilkada: Pendekatan Strategis dalam Menghadapi Pemilu, Selasa (3/4).
Peluncuran buku itu juga dihadiri Mahfud MD, Efendi Ghazali, dan Ferry Kurnia Rizkiansyah. Acara itu dimoderatori oleh Hilbram Duram.
Buku setebal 241 halaman itu mengenalkan intelijen sebagai informasi, pengetahuan, kegiatan, organisasi, dan profesi.
Pada bagian lain menceritakan peran intelijen sejak zaman kerajaan hingga milenial.
Kandidat doktor bidang kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Stepi Anriani mengatakan, intelijen dan politik merupakan dua hal yang tak bisa dipisah
- Rapat Bareng Herindra, Yoyok Komisi I Minta BIN Tak Berpolitik di Pilkada 2024
- Putusan Mardani Maming Sesat Hukum, Mahfud Md: Kejaksaan Harus Buka Lagi Perkaranya
- Doli Usul Pembentukan Omnibus Law UU Politik, Diharapkan Sah Pas Awal Pemerintahan Prabowo
- Hasil Survei Edelman: 73 Persen Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Produk Lokal
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah
- Stabilitas Politik dan Keamanan Menentukan Keberhasilan Pemerintahan Prabowo