STIP Akui Keterbatasan Awasi Perilaku Mahasiswa

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan Mental, Moral dan Kesamaptaan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara, Budi Purnomo, mengakui di kampus itu terdapat pelibatan senior dalam pembinaan para junior.
Khususnya pada malam hari usai makan malam. Langkah pembinaan menurutnya untuk meningkatkan kemampuan dan pengusaan ilmu.
“Di sini mungkin terjadi interaksi dalam pemberian pengetahuan dari senior ke junior. Tentu kita tidak mungkin terlalu mengawasi itu. Ternyata itu dimanfaatkan oknum untuk hal-hal seperti itu (pembinaan kebablasan). Waktu belajar malam itu dari usai sholat Maghrib sampai pukul 20.30 WIB dari Senin sampai Kamis. Itu diawasi pihak kampus. Kan tidak mungkin junior dipanggil (senior), tiba-tiba kita dekati. Itu pasti mereka akan pura-pura buka buku. Kita juga mengalami keterbatasan untuk mengawasi,” kata Budi kepada JPNN, kemarin.
Saat disinggung 2008 lalu korban mahasiswa yang tewas dianiaya senior juga berasal dari Sumatera Utara, Budi meminta media tidak menggeneralisir apa yang terjadi. Katanya, kasus itu berbeda dengan yang sekarang dialami Dimas Handoko dkk, yang juga dari Sumut.
“Kalau 2008 kita harus bedakan. Dulu di dalam, sekarang di luar. Jadi pengawaasan di dalam sudah begitu kuat, jadi mempersempit wilayah. Saya kurang tahu bagaimana suatu daerah menafsirkan karakternya. Jadi kita tidak bisa mengeneralisir. Tapi kebetulan berasal dari satu daerah yang sama,” katanya.
Data yang diperoleh dari salah seorang instruktur yang tidak ingin namanya disebutkan, total instruktur yang ada hanya 25 orang. Masing-masing 17 orang diperbantukan dari Brimob dan Pol Air, 5 orang TNI Angkatan Laut dan sisanya pensiunan TNI. Selain dari para dosen, juga terdapat 15 instruktur. Mereka bekerja dengan pembagian tugas kerja 24 jam dan libur sehari, secara bergantian.
“Mungkin sudah waktunya mahasiswa yang nge-kost di luar kampus pada Sabtu-Minggu, itu diawasi juga. Kita tentu siap melakukan pengawasan. Asalkan ada tunjangan. Tapi memang kalau dibanding jumlah mahasiswa dengan instruktur, sangat tidak sebanding. Tapi kalau di dalam kampus itu sudah tidak ada kekerasan,” kata pria yang telah enam tahun berdinas sebagai instruktur di STIP. (gir/sam/jpnn)
JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan Mental, Moral dan Kesamaptaan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara, Budi Purnomo, mengakui
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerebek Lokasi Perjudian Sabung Ayam di Musi Rawas, Polisi Tangkap 5 Orang
- Jadi Tersangka Kasus Pagar Laut, Kades Kohod Datangi Bareskrim
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal yang Ditutupi Muatan Pupuk
- 273 Mahasiswa UMTS Jadi Korban Penipuan, Miliaran Uang Kuliah Melayang, Waduh!
- Terlibat Keributan di THM, 1 Anggota TNI AL Tewas, 2 Prajurit Terluka
- Apes, Belasan Pengunjung Festival di Magetan Jadi Korban Copet