Stok Mineral Langka di Dasar Samudera Pasifik
Rabu, 06 Juli 2011 – 23:23 WIB

Stok Mineral Langka di Dasar Samudera Pasifik
TOKYO - Satu lagi kandungan berharga dari Samudera Pasifik terungkap. Para periset Jepang menemukan mineral rare earth alias Logam Tanah Jarang (LTJ) di dasar laut. Konon, mineral berharga itu terletak di lapisan lumpur samudera dan diperkirakan mencapai 100 miliar ton. Kato yang merupakan ketua tim riset mengatakan bahwa kandungan LTJ itu dia temukan pada 78 titik berbeda. "Kandungan mineral itu kami temukan pada kedalaman 3.500-6.000 meter di bawah permukaan laut," katanya. Dia menambahkan, seluruh lokasi penemuan LTJ itu berada di dalam wilayah perairan internasional. Tepatnya di sebelah barat Kepulauan Hawaii atau di sebelah timur Kepulauan Tahiti.
Saat ini, produsen terbesar LTJ adalah Tiongkok. Di sana produksi komponen utama barang-barang elektronika tersebut mencapai 97 persen dari total kebutuhan dunia. Maka, tak heran jika banyak negara sangat bergantung pada ekspor LTJ dari Tiongkok. Bahkan, Jepang pun termasuk salah satu negara yang mengimpor LTJ dari Tiongkok.
"Cadangan LTJ yang kami temukan di dasar samudera sangat berlimpah. Seperempatnya saja bisa memenuhi seperlima kebutuhan dunia saat ini," papar Yasuhiro Kato, dosen ilmu LTJ di Univeersity of Tokyo. Jika temuan mineral di bawah laut itu bisa dikelola dengan baik, lanjut dia, Jepang akan mampu menggeser Tiongkok sebagai produsen LTJ nomor wahid di dunia.
Baca Juga:
TOKYO - Satu lagi kandungan berharga dari Samudera Pasifik terungkap. Para periset Jepang menemukan mineral rare earth alias Logam Tanah Jarang (LTJ)
BERITA TERKAIT
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Bantah Israel, Trump Menjamin Warga Palestina Tak Akan Diusir dari Gaza
- Blokade Israel Memperburuk Situasi Kemanusiaan di Jalur Gaza
- Menlu China Minta Warga Jepang Setop Dukung Taiwan, Ungkit Dosa Era Perang Dunia II
- Pegawai Bandara Mogok Kerja, 3.400 Penerbangan Dibatalkan
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza