Stok Pertamax Menipis, Desak Dirut Pertamina Mundur
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaeanmeminta Dirut Pertamina Dwi Soejipto diminta mundur dari jabatannya. Menurutnya, Dwi sudah ingkar janji. Sebelum Lebaran, Dwi menyatakan bahwa stok BBM tersedia penuh selama hari raya. Namun, lanjut Ferdinand kenyataannya justru terbalik.
Ferdinand mengatakan stok BBM jenis Pertamax di beberapa wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur justru mulai langka sejak Kamis (16/7) malam.
Ia mengatakan di wilayah Yogyakarta dan Malang, sudah sangat sulit mendapatkan BBM jenis Pertamax karena stok habis. Kondisi ini, menurut Ferdinand, terjadi karena Dirut Pertamina lalai mengelola kondisi yang ada.
"Kebutuhan BBM ketika mudik dan lebaran meningkat drastis dan berpotensi menyebabkan kelangkaan di berbagai titik SPBU. Ini memaksa Pertamina untuk melakukan penambahan impor kuota BBM. Bahkan sampai mengajukan kuota impor BBM dengan dispensasi khusus di kementerian perdagangan," ujar kata Ferdinand melalui keterangan pers, Minggu (19/7).
Atas kelalaian perencanaan dan pengaturan kebutuhan BBM ini, Ferdinand meminta Menteri BUMN Rini Soemarno mencopot Dwi. Ia mengatakan ini bukan pertama kalinya Dirut Pertamina lalai menjalankan tugas. Selain itu, menurutnya, alasan Pertamina bahwa distribusi stok BBM terkendala cuaca di perairan sangat tidak masuk akal.
Pasalnya, tidak ada badai atau gelombang tinggi di perairan yang membuat tanker kesulitan membawa muatan BBM
“Tidak ada alasan apapun untuk tidak mencopot dirut Pertamina. Semua ini jelas untuk menutupi kegagalan direksi Pertamina yang tidak bisa antisipatif dan responsif," tegasnya.
Untuk diketahui, stok BBM nasional periode bulan Ramadhan dan Lebaran (2 Juli -1 Agustus 2015) untuk premium mencapai 1.458.828 Kiloliter (17,8 hari). Minyak solar 1.468.521 Kiloliter (23,6 hari), Avtur 323,737 Kiloliter (25,4 hari), Pertamax 183,342 Kiloliter dan Pertamax plus 11.662 Kiloliter (37,6 hari).
Untuk region III dan IV yang meliputi Jakarta, Tegal hingga Pengapon, Kementerian ESDM setidaknya telah menambah 11 jam operasional pengisian terminal BBM untuk mengantisipasi melonjaknya kebutuhan BBM di sektor hilir. Karenanya, kelangkaan di beberapa tempat dipertanyakan mengingat Pertamina seharusnya sudah menyiapkan langkah antisipasi. (flo/jpnn)
JAKARTA - Direktur Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaeanmeminta Dirut Pertamina Dwi Soejipto diminta mundur dari jabatannya. Menurutnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KAI Logistik Raih Sertifikasi SNI ISO 37001: 2016 Sistem Manajemen Anti-Penyuapan
- Usulan untuk DPR: Pendidikan tentang Koperasi Diajarkan Mulai dari Sekolah Dasar
- BRI Buka Rangkaian UMKM EXPO(RT) dan Microfinance Outlook 2025
- Menko Airlangga Hartarto Tegaskan Komitmen Pemerintah Mendorong UMKM Naik Kelas
- APPRIR Desak Pemerintah Ubah Aturan Tata Niaga Rotan, Revisi Permendag 35/2011
- Libur Panjang, DAMRI Jual 48.309 Tiket AKAP