Stop Ekploitasi Mbah Maridjan!
Sabtu, 13 November 2010 – 07:55 WIB

Stop Ekploitasi Mbah Maridjan!
JAKARTA - Nilai-nilai hidup berupa kesetiaan terhadap tugas dan kesederhanaan yang tidak mendewakan materi, dinilai sebagai refleksi nyata jiwa patriotisme dalam diri Mbah Maridjan. Alasan inilah yang menjadikan produsen sebuah minuman energi terus menayangkan iklan Mbah Maridjan dengan tujuan mendongkrak penjualan produknya.
Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDI-P, Zainun Ahmadi, berpendapat, produsen minuman berenergi tersebut sudah bertindak di luar etika dan mengeksploitasi Mbah Maridjan. "Sebaiknya dihentikan iklan Mbah Maridjan, tidak pantas terus mengeksploitasi figur beliau untuk alasan bisnis seperti itu," tegas Zainun kepada wartawan, kemarin, (12/11).
Selain tak etis, Zainun melanjutkan, penayangan secara terus-menerus hanya akan menambah sedih sanak-saudara Mbah Maridjan yang masih hidup. Terlebih, bencana meletusnya Gunung Merapi saat ini dipastikan meninggalkan trauma mendalam bagi warga lereng Merapi, khususnya daerah tempat tinggal Mbah Maridjan.
Padahal, kata Zainun, Mbah Maridjan adalah sosok nyata yang senantiasa mengedepankan nilai hidup sederhana berupa penghormatan terhadap harga diri dan kewibawaan (jeneng) dibandingkan mengejar nafsu duniawi atau materi (jenang). "Mbah Maridjan lebih tepat kalau diletakkan sebagai figur suri tauladan bangsa Indonesia, bukan alat komersil sebuah perusahaan," ucapnya.
JAKARTA - Nilai-nilai hidup berupa kesetiaan terhadap tugas dan kesederhanaan yang tidak mendewakan materi, dinilai sebagai refleksi nyata jiwa patriotisme
BERITA TERKAIT
- Penyebab Utama Kartu Tes PPPK Tahap 2 Belum Bisa Dicetak, Jangan Panik ya
- Jaksa KPK Tuding Mbak Ita Potong Hak ASN Pemkot Semarang
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah
- Tugas Kantor Komunikasi Presiden Dianggap Tumpang Tindih, Begini Reaksi Mensesneg
- Kader Gerindra di Banggai Minta Polisi Menindak Pelaku Persekusi
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan