Stop Ekspor Bauksit-Impor Alumina Australia
JAKARTA - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengusulkan agar ekspor bauksit dan impor alumina (bahan baku aluminium) dari Australia distop mulai tahun depan. Pernyataan itu muncul bertepatan dengan terungkapnya aksi penyadapan Australia terhadap Presiden dan sejumlah pejabat tinggi Indonesia.
"Tidak berkaitan dengan itu (penyadapan), tapi memang kita melihat seharusnya tidak usah dilanjutkan ekspor bauksit ke Australia dan impor alumina dari negara itu. Saya akan usulkan itu supaya tahun depan tidak ada lagi," ujar Hidayat usai menemui investor pertambangan dari Swiss, Glencore International di kantornya Selasa (19/11).
Saat ini cukup banyak investor dalam negeri dan luar negeri yang siap membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit menjadi alumina di Indonesia. Itu seiring rencana pemerintah melarang ekspor bahan mineral mentah mulai Januari 2014."Kalau Australia pengen bauksit ya bangun smelter disini (Indonesia)," tegasnya.
Sejumlah perusahaan asing diketahui telah menjajaki pembangunan smelter alumina di Indonesia, antara lain Glencore International (Swiss) dan Hongqio (Tiongkok)."Kita ingin mendorong minat investor-investor asing dan dalam negeri ini supaya mau processing di downsteam (industri hilir)," katanya.
Hidayat menerangkan, saat ini Indonesia mengekspor bauksit ke Australia, sementara Australia memprosesnya menjadi alumina lalu dijual kembali ke Indonesia untuk diproses menjadi aluminium batangan (ingot)."Jadi value added (nilai tambah) nya bukan untuk Indonesia. Kita ingin menghentikan kelucuan ini. Ini yang mau saya stop," tambahnya.
Indonesia adalah negara produsen bauksit terbesar ke enam di dunia. Namun hingga kini Indonesua belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina. Padahal kebutuhan alumina sebagai bahan baku utama aluminium batangan cukup tinggi, terutama untuk industri aluminium lokal seperti PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan investasi smelter bauksit menjadi alumina sangat diperlukan."Bauksit yang diekspor ke Autralia, kemudian diimpor Inalum dalam bentuk alumina. Selama ini impor dari Australia 500 ribu ton untuk menghasilkan 250 ribu ton aluminium," katanya.
Sementara itu BUMN (Badan Usaha Milik Negara), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk berkomitmen memasok alumina Inalum bila pabrik alumina perseroan di Kalimantan Barat telah beroperasi komersial pada 2017. Pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina milik Antam akan di bangun di Mempawah, Kalimantan Barat."Nanti Antam juga siap pasok," jelasnya. (wir)
JAKARTA - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengusulkan agar ekspor bauksit dan impor alumina (bahan baku aluminium) dari Australia distop mulai tahun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Selamat! 519 Peserta Lulus Pertamina UMK Academy
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Pupuk Kaltim Raih Predikat Gold Star Investortrust ESG Awards 2024
- Ada 3 Program Diskon Menjelang Nataru, Menko Airlangga Targetkan Rp 80 Triliun Tercapai
- Beli BBM Bisa Dapat Cashback Cuma Pakai Kartu Kredit BNI-MyPertamina
- Pupuk Kaltim Raih 3 Penghargaan di Ajang IDIA 2024