Strategi Baru Indonesia untuk Kurangi Emisi Global

Direktur Tata Kelola NEK KLHK, Wahyu Marjaka, menjelaskan pentingnya akuntabilitas melalui sistem, seperti SRN (Sistem Registri Nasional) dan skema SPEI (Sertifikasi Pengurangan Emisi Indonesia).
Selain itu, Indonesia menjajaki kerjasama bilateral dengan lembaga internasional seperti Verra dan Gold Standard melalui Mutual Recognition Agreement (MRA).
Dari sisi infrastruktur, Hari Wibowo, Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MRV KLHK, menyoroti peran Monitoring, Reporting, and Verification (MRV) dalam menjamin kualitas kredit karbon.
"Dengan mekanisme transparan ini, kredit karbon Indonesia akan memenuhi standar perdagangan internasional," jelasnya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui platform IDXCarbon juga akan memfasilitasi perdagangan karbon terintegrasi.
"Kami ingin menciptakan transparansi harga dan daya saing di pasar karbon global," ujar Ignatius Denny Witjaksono, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI. (jlo/jpnn)
Indonesia mengambil langkah besar dalam perdagangan karbon global dengan menggelar Pre-Sessional Meeting.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Pertamina International Shipping Tekan Emisi Karbon 51 Kiloton
- Waka MPR dan Dirut BEI Bahas Penguatan Regulasi Perdagangan Karbon di Indonesia
- Penjualan Sertifikat Pengurangan Emisi PLN Indonesia Power Meningkat Capai Sebegini
- Menhut: Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan
- Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target, Capai 146 Ribu Metrik Ton CO2 per Januari 2025
- Tekan Emisi Karbon, PLN IP Lakukan Pengujian Partial Green Ammonia Cofiring di PLTU