Strategi Baru Komnas HAM Membangun Interaksi Publik Melalui Media Sosial

jpnn.com, JAKARTA - Komnas HAM menggelar pelatihan bertajuk "Social Media Engagement: Strategi Efektif untuk Komnas HAM 2025" guna memperkuat komunikasi digital dan meningkatkan keterlibatan publik.
Dalam pelatihan ini, Komnas HAM menggandeng Nexus Risk Mitigation & Strategic Communication (RMSC) sebagai mitra strategis dalam pengelolaan media sosial.
Hadir sebagai pembicara, Nexus Strategic Partner Dudy S. Takdir dan Strategic Communication Specialist Rizkha Al Zahra membahas pentingnya interaksi yang bermakna serta teknik meningkatkan engagement audiens secara organik.
Dudy menekankan bahwa keberadaan institusi publik di media sosial harus menjadi bagian dari ekosistem komunikasi yang lebih luas dan strategis.
Rizkha menyoroti bahwa keterlibatan di media sosial bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga membuka ruang dialog yang terpercaya.
"Komnas HAM harus hadir sebagai jembatan antara kebijakan dan masyarakat, dengan membangun komunikasi yang lebih terbuka dan efektif," ujar Rizkha, dalam keterangannya, Jumat (7/2).
Selain itu, Rizkha menjelaskan bahwa engagement bukan sekadar jumlah likes atau komentar, tetapi bagaimana sebuah pesan mampu membangun koneksi dan mendorong aksi nyata.
Dia juga memperkenalkan pendekatan "RESEP" dalam strategi komunikasi digital Nexus, yang menekankan keterlibatan aktif audiens melalui storytelling yang kuat dan pemahaman mendalam terhadap dinamika sosial.
Ini strategi baru Komnas HAM dalam membangun interaksi publik melalui media sosial.
- Manfaatkan Media Sosial, Sinta Trisnawati Sukses Kembangkan Bisnis dari Nol
- Honorer K2 Adukan Masalah Rekrutmen PPPK 2024 ke Komnas HAM, Semoga Didengar Prabowo
- Pakar Ingatkan Dampak Jangka Panjang Boikot yang Ditunggangi Kepentingan Bisnis
- Keluarga Almarhumah Kesya Lestaluhu dan Kepala Suku Biak Mengadu ke Komnas Perempuan
- Kasus Pembunuhan Kesya, Komnas HAM Siap Mengawal & Melakukan Segala Daya Upaya
- Cegah Kasus Kesehatan Mental Lewat Platform Heroremaja Besutan Yayasan Plato