Strategi Jete Indonesia Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor
Peluang itu ditangkap Jete Indonesia dengan merilis keperluan ekosistem untuk lari, content creator. Ada juga untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan proyek lain-lain.
Sebagai brand lokal, Jhonny punya target untuk lebih mendekatkan Jete dengan masyarakat. Saat ini, Jete sudah memiliki 100 lebih cabang dari mulai wilayah Aceh hingga Papua.
Tahun ini, bahkan Jete menargetkan menambah 30 cabang sehingga titik-titiknya makin rapat.
"Kami ingin brand lokal merajai pasar Indonesia, bukan barang impor," ujarnya.
Oleh karena itu, Jete tidak hanya memperluas cabangnya, tetapi juga menghasilkan produk berkualitas tinggi. Jete juga memberikan garansi 2 tahun rusak bisa diganti baru.
Penukaran ini, Jhonny, berlaku untuk seluruh cabang Jete di Indonesia. Dia mencontohkan, jika beli produk Jete di Jakarta, kemudian rusak saat jalan-jalan ke Papua atau Medan, bisa ditukar baru di daerah tersebut.
'Dengan garansi 2 tahun rusak bisa ditukar baru di mana Jete berada, kami berharap bisa menjadi pilihan masyarakat," kata Jhonny. (esy/jpnn)
Founder & CEO Jete Indonesia Jhonny Thio Doran menyampaikan sejumlah strategi perusahaannya untuk bertahan dari gempuran produk impor.
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad
- Ratusan Mahasiswa Undip Perdalam Wawasan Kepabeanan Lewat Kunjungan ke Bea Cukai
- Ulangi Sejarah Kejayaan, PTPN Group Jadi Produsen Gula Terbesar
- Wamenperin: Saya Yakin Shopee Patriotik akan Prioritaskan Produk Made in Indonesia
- Advance Digitals Ajak Partner Bisnis Berkeliling Pabrik, Siapkan Produk Elektronik Kategori Terbaru
- Bea Cukai Tanjung Perak Genjot Efisiensi Pelayanan Lewat Pengujian Pemindai Kontainer
- Pemerintah Impor 200 Ribu Sapi Perah untuk MBG, Wow!