Strategi Kecoh Polisi via Internet
Pengakuan Noordin Di Website Gratisan
Kamis, 30 Juli 2009 – 08:47 WIB
Saat serangan terjadi, di JW Marriott memang sedang dilakukan sarapan rutin para CEO perusahaan tambang dan energi. Diantaranya, Timothy Mackay CEO PT Holcim Indonesia, salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia, Kevin S Moore, General Manager Husky Oil North Sumbawa Ltd., Gary Ford, Presiden Direktur Anadarko Indonesia Company. Anadarko Petroleum Corporation adalah salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia,Nathan Verity dan Garth McEvoy
Baca Juga:
Dia adalah Commercial Manager Thiess Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan asal Australia. Sedangkan untuk serangan di Ritz Carlton salah satu alasannya agar umat Islam tidak memberikan wala? (loyalitas) pada Manchester United yang rencananya akan menginap di hotel itu. Tulisan Ritz Carlton di situs itu ditulis salah Rizt Carlton. Tulisan Manchester United juga ditulis salah Mancester United.
Menurut Wakadiv Humas Brigjen Sulistyo, polisi tidak akan terjebak pada pengakuan di internet. "Kita berangkat berdasar fakta di lapangan, tidak berdasar katanya-katanya orang atau yang mengaku-aku," katanya.
Dia menyesalkan pembuat blog gratisan itu menggunakan ayat-ayat Al Quran. "Saya juga Islam, tapi tidak setuju dengan aksi teror itu. Jelas dilarang agama," katanya. Karena itu, tim cyber crime Mabes Polri segera diperintahkan untuk melakukan pelacakan. "Hasilnya dalam satu dua hari akan kelihatan," katanya.
JAKARTA - Polisi tak terpancing dengan 'pengakuan' Noordin M Top di situs http://mediaislam-bushro.blogs pot.com. Mereka tak ingin penyidikan yang
BERITA TERKAIT
- Polisi Sudah Tahu Pelaku yang Membubarkan Paksa Diskusi di Kemang
- Diskusi di Kemang Dibubarkan Paksa, Komnas HAM Angkat Bicara
- LRT Jakarta Velodrome-Rawamangun Diuji Coba 30 September
- Potensi Pendaftaran PPPK 2024 Terganggu Data Honorer Non-Database BKN
- Pertama di Dunia, Indonesia Resmikan Pertamina MotoGP Experience Gallery
- Keluarga PMI yang Tewas di Suriah Menduga Korban Dianiaya Majikan