Strategi Kemenperin Dorong Industri Baterai Kendaraan Listrik dalam Negeri
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong pengembangan teknologi baterai untuk mendukung pembangunan industri kendaraan listrik nasional.
Pasalnya, baterai mempunyai peran penting untuk mendukung terciptanya kendaraan listrik dan berkontribusi 40 persen dari harga.
“Baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik dan berkontribusi sekitar 25-40 persen dari harga kendaraan listrik,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/8).
Doddy memaparkan, mobil listrik menggunakan baterai lithium-ion dengan bahan aktif katoda di antaranya melibatkan unsur lithium, nikel, kobalt, mangan dan alumunium.
Katoda sendiri memberikan kontribusi paling tinggi terhadap harga sel baterai lithium yakni sekitar 34 persen.
Kemenperin mendorong agar material tersebut harus diproses di dalam negeri untuk mendapatkan harga lebih ekonomis, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan dapat diolah menjadi bahan aktif tersebut.
Doddy menyebut, melalui B4T telah berupaya melakukan upaya substitusi impor di bidang energi dengan membuat bahan aktif katoda berbasis NMC (nikel-mangan-kobalt).
"Proses substitusi impor bahan aktif katoda memiliki kendala, yaitu sumber lithium," paparnya.
Kemenperin mempunyai cara sendiri untuk mendorong pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik dalam negeri.
- Kemenperin Undang Sejumlah Pihak untuk Penyelesaian TKDN Proyek PUSRI-IIIB
- Ada Relaksasi Opsen Pajak, Gaikindo Berharap 900 Ribu Mobil Baru Terjual Tahun Ini
- Kemenperin Minta Chery Tingkatkan TKDN dan Bangun Pabrik Sendiri
- Lokasi Ini Bakal Jadi Tempat Apple Bangun Pabrik di Indonesia
- Bos Apple Lakukan Pertemuan dengan Kemenperin, Ternyata Ini yang Dibahas
- Sambut Investasi Apple di Indonesia, Pemerintah Diimbau Perkuat 4 Hal Ini