Strategi Kementan Antisipasi Kekeringan Sawah di Kebumen

Strategi Kementan Antisipasi Kekeringan Sawah di Kebumen
Ilustrasi sawah. Foto: Kementan

Sarwo Edhy mengatakan, telah dilakukan upaya penyelamatan tanaman padi yang mengalami kekeringan.

Di antaranya dilakukan melalui system gilir giring selama 6 hari mendapatakan 1 hari untuk pengairan, memaksimalkan pemanfaatan pompa bantuan pemerintah th 2018 dengan (3 inci) untuk mengairi sawah yang rawan kekeringan dan secara bergiliran anggota P3A/Gapoktan menjaga pengaturan pemakaian air.

Pada TA. 2018 Kabupaten Kebumen mendapatkan alokasi pompa air (dana TP) sebanyak 15 unit (3 inch).

Semuanya sudah terdistribusi secara merata pada daerah-daerah yang berpotensi mengalami kekeringan.

"Akan diupayakan pompa dengan kapasitas yang lebih besar (6 inc) agar dapat mengalirkan air sari saluran irigasi di Desa Tanjungsari ke saluran irigasi tersier yang menuju Desa Sidomoro sehingga dapat menambah ketersediaan air," tambahnya.

Sedangkan pada Desa Bocor, dengan standing crop yang mengalami kekeringan mencapai 14 Ha.

Kekeringan disebabkan karena suplai air dari saluran irigasi Wadaslintang tidak bisa mencapai Desa Bocor.

Namun saat ini  untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dilakukan dengan memanfaatkan air permukaan sungai Kedungbener (JIAP/Jaringan Irigasi Air Permukaan) dengan kapasitas pompa 213 ubin mesin.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pemantauan kekeringan tanaman padi di Kabupaten Kebumen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News