Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (1)
Ladang Opium Doi Tung Hilang, Sejuta Wisatawan Datang
Rabu, 14 Januari 2009 – 01:02 WIB
Semua pabrik candu juga sudah tutup. Berbagai kejahatan dan kekerasan sudah hilang sama sekali. Jalan kecil berlumpur di dekat pohon itu sudah berubah menjadi jalan beraspal selebar 8 meter. Bahkan, pegunungan Doi Tung kini sudah jadi salah satu pusat wisata Thailand. ”Tahun lalu sudah satu juta orang berwisata ke sini,” ujar Khun Chai.
Semua petani yang dulu menanam opium berubah total: tidak terbelit kemiskinan lagi. Ladang-ladang opium sudah berubah jadi perkebunan teh, ladang kopi, hutan macadamia, atau kebun bunga. Tapi, perubahan itu tidak dilakukan dengan mudah. Ini karena dalam proses perubahan itu Khun Chai menghindari jauh-jauh model paksaan, kekerasan, serbuan, atau perang bersenjata.
Pendekatan pokoknya adalah ”merebut hati rakyat dan mengisi perut mereka”. Kiat ini, setelah berhasil diterapkan di Doi Tung, panen pujian dari dunia, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Apalagi, ketika berhasil diterapkan sekali lagi di wilayah Myanmar.
Bahkan, Khun Chai kini diminta lagi menerapkan kiatnya itu untuk mengatasi persoalan di negara yang lebih berat: Afghanistan. Lalu diminta pula turun tangan di Aceh Besar. Dan permintaan berikutnya sudah antre: Vietnam. ”Semua persoalan itu bermula dari kemiskinan,” ujar Khun Chai menyimpulkan penyebab ruwetnya urusan di Golden Triangle. ”Apakah itu persoalan opium, kriminalitas, pelacuran, kerusakan lingkungan, bahkan terorisme sekalipun,” tambahnya.
Khun Chai sudah membuktikan bisa mengatasi semua itu dengan kiat soft power-nya: tidak pernah mencela kehidupan lama, tidak pernah memojokkan orang, tidak pernah merusak opium mereka, tidak pernah memusuhi pedagang senjata –apalagi memerangi mereka secara bersenjata pula. Yang dia lakukan adalah ”merebut hati dan perut” mereka.
SELAMA tiga hari, Dahlan Iskan ikut dalam misi mempelajari perubahan drastis yang terjadi di wilayah Golden Triangle yang pernah dikenal sebagai
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis