Strategi Pemerintah Antisipasi Penyusutan Impor dan Ekspor

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya tetap waspada meski neraca dagang Indonesia pada Februari 2019 lalu surplus USD 330 juta.
Pasalnya, surplus itu lebih disebabkan impor yang menurun, bukan ekspor yang naik.
Ekspor Indonesia sendiri turun 10,05 persen dari Januari menjadi USD 12,53 miliar. Impor pun susut 18,61 persen menjadi USD 12,2 miliar.
”Dan ini apakah memengaruhi kegiatan ekspor yang mengalami kontraksi? Sebab, impor kita juga mengalami kontraksi yang lebih dalam. Kedua, yang harus kita teliti adalah lingkungan global kita yang melemah. Apakah ini juga menyebabkan pengaruh terhadap kegiatan ekspor kita,” kata Sri akhir pekan lalu.
Mantan managing director World Bank itu menambahkan, pemerintah akan mengevaluasi kebijakan-kebijakan impor yang sudah dikeluarkan.
Apakah penurunan impor kemarin dilakukan industri dalam negeri.
Sebab, beberapa penurunan impor itu berhubungan dengan bahan baku dan barang modal.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), impor paling tajam terjadi pada golongan barang konsumsi 18,77 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya tetap waspada meski neraca dagang Indonesia pada Februari 2019 lalu surplus USD 330 juta.
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Ini Upaya Bea Cukai Memperkuat Eksistensi Komoditas Unggulan Sulut di Pasar Global
- Gandeng 900 Petani, UMKM Binaan Pertamina NanasQu Tembus Pasar Ekspor
- Bea Cukai Berikan Izin Kawasan Berikat ke Perusahaan Asal Semarang Ini
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- UMKM Palangkaraya Sukses Ekspor Ikan Hias ke Singapura Berkat Pendampingan Bea Cukai