Strategi Pemerintah Antisipasi Penyusutan Impor dan Ekspor
![Strategi Pemerintah Antisipasi Penyusutan Impor dan Ekspor](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2018/10/04/sri-mulyani-foto-bea-cukai.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya tetap waspada meski neraca dagang Indonesia pada Februari 2019 lalu surplus USD 330 juta.
Pasalnya, surplus itu lebih disebabkan impor yang menurun, bukan ekspor yang naik.
Ekspor Indonesia sendiri turun 10,05 persen dari Januari menjadi USD 12,53 miliar. Impor pun susut 18,61 persen menjadi USD 12,2 miliar.
”Dan ini apakah memengaruhi kegiatan ekspor yang mengalami kontraksi? Sebab, impor kita juga mengalami kontraksi yang lebih dalam. Kedua, yang harus kita teliti adalah lingkungan global kita yang melemah. Apakah ini juga menyebabkan pengaruh terhadap kegiatan ekspor kita,” kata Sri akhir pekan lalu.
Mantan managing director World Bank itu menambahkan, pemerintah akan mengevaluasi kebijakan-kebijakan impor yang sudah dikeluarkan.
Apakah penurunan impor kemarin dilakukan industri dalam negeri.
Sebab, beberapa penurunan impor itu berhubungan dengan bahan baku dan barang modal.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), impor paling tajam terjadi pada golongan barang konsumsi 18,77 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya tetap waspada meski neraca dagang Indonesia pada Februari 2019 lalu surplus USD 330 juta.
- Taru Martani Sukses Ekspor Perdana di 2025, Begini Harapan Bea Cukai Yogyakarta
- Bu Sri Mulyani Bertitah, Tenaga Honorer Tidak Akan Terkena PHK
- PTPN IV Kirim 10 Ribu Ton CPO Bersertifikasi RSPO SG, Potensinya USD 9 Juta
- Ekspor Perdana di 2025, Taru Martani Berhasil Kirim 5.200 Batang Cerutu ke Taipei
- PT Legend Packaging Indonesia Tancap Gas Ekspor Usai Dapat Fasilitas Fiskal Berikat
- Gita Wirjawan dan Sri Mulyani Bicara Menjaga Stabilitas Fiskal RI di Tengah Ketidakpastian Global