Strategi PLN Tekan Biaya Pokok Produksi Listrik

jpnn.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan tambahan pembangkit untuk menekan biaya pokok produksi (BPP) listrik.
Karena itu, PLN saat ini terus mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit 4 berkapasitas 1 x 315 mw.
Direktur Regional Jawa Bagian Barat Haryanto W.S. mengatakan, PLTU tersebut direncanakan mulai beroperasi pada September 2019.
”Beroperasinya PLTU Lontar Extension dapat menghemat Rp 1,4 triliun per tahun dan akan menurunkan BPP PLN,” ujar Haryanto akhir pekan lalu.
Penurunan BPP diharapkan dapat menurunkan tarif listrik seiring dengan penggunaan bahan bakar batu bara yang lebih murah daripada BBM.
PLTU Lontar Extension 1 x 315 mw dibangun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di regional DKI Jakarta dan Banten.
Selain itu, juga untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan pada sistem Jawa Bagian Barat.
”Proyek PLTU Lontar Extension 1 x 315 mw ini berbahan bakar batu bara jenis low rank coal (LRC),” imbuh Haryanto.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan tambahan pembangkit untuk menekan biaya pokok produksi (BPP) listrik.
- Berbagi di Bulan Ramadan, PLN IP Salurkan Bantuan Rp 2,8 Miliar
- Penuhi Kebutuhan Listrik Saat IdulFitri, PLN IP Operasikan 371 Mesin Pembangkit
- Pastikan Pasokan Listrik Aman Saat Arus Mudik, PLN UID Jakarta Raya Siapkan SPKLU di Rest Area
- Gubernur Herman Deru & GM PLN Bersinergi Kejar Target Sumsel 100 Persen Teraliri Listrik
- Pramono Mengaku Hampir 10 Tahun Usahakan Aturan Tipping Fee Pengelolaan Sampah
- Libur Lebaran, PLN Indonesia Power Pastikan Keandalan Pasokan Listrik