Strategi Sukses Swasembada Beras Perlu Diadopsi untuk Komoditas Pangan Lain
“Karena Indonesia baru surplus 10juta, itu hanya kebutuhan untuk 3 bulan, gak sampai satu kali panen. Jadi, sebenarnya kita harus tingkatkan lagi," tambahnya.
Henry juga mewanti-wanti agar para produsen beras dalam negeri menggunakan benih lokal. Hal itu mesti dilakukan untuk menjamin kedaulatan pangan Indonesia.
“Kita harus terus menggunakan benih yang diproduksi oleh petani, pemerintah, dan lembaga-lembaga kita,” pungkasnya.
Berkat La Nina
Sementara itu, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dwi Andreas Santoso mengatakan semua itu berkat La Nina.
“Yang memang jelas, dua tahun kita diselamatkan iklim, karena iklim La Nina. Jadi, produksi padi meski tidak naik, turun sedikit, itu diselamatkan oleh La Nina,” kata Andreas, Senin (15/8).
Fenomena iklim La Nina atau kemarau basah jika mengamati data 20 tahun terakhir, iklim ini biasanya meningkatkan produksi padi dengan sangat signifikan.
Namun, pada periode 2019- sampai saat ini, kenaikan produksi padi dianggap lebih dari cukup untuk konsumsi dalam negeri.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mengapresiasi penghargaan dari IRRI kepada pemerintahas berhasil mewujudkan swasembada pangan.
- PT Tasma Puja Siap Dukung Swasembada Pangan lewat Tanam Jagung
- Syngenta Luncurkan Herbisida Padi Terbaru, Ini Keunggulannya
- Wamen Viva Yoga Yakin Indonesia Bisa Wujudkan Swasembada dan jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Pacu Brigade Pangan Sebagai Garda Terdepan Produksi Indonesia
- Dukung Program Presiden Soal Swasembada Pangan 2025, Kapolri dan Jajarannya Tanam Jagung 1 Juta Hektare
- Kementan Menggencarkan Brigade Pangan di Mempawah