Street Gallery Mengakomodasi Korban Macet
jpnn.com - Malam jadi siang, siang jadi malam. Itulah hari-hari kehidupan di ibu kota, pun juga yang bermukim di kawasan Jakarta Selatan. Apalagi sepanjang Jalan Panjang, dari Kebon Jeruk sampai Lebakbulus, tiap sore sampai lepas pukul 21.00 masih menyemut. Street Gallery Pondok Indah Mal, diciptakan untuk jeda overtime.
FAKTA-nya, Jakarta memang macet. Itu kenyataan yang tidak bisa dihindarkan saat ini. Apalagi kalau hujan tiba, level kemacetan bertambah satu-dua strip, bisa menjadi macet banget atau macet parah.
Apalagi di jalur selatan, Jalan Panjang, dari Ke bon Jeruk sampai Lebak Bulus kalau sore menjelang matahari terbenam, volume pemakai jalan sudah tidak imbang dengan kapasitas jalan. Berjam-jam di jalan, itu ibarat sudah menjadi sahabat harian, yang suka tak suka selalu berjumpa.
Bahkan makin lama makin akrab dengan warga Jakarta. Lagi-lagi, jalanan macet adalah fakta yang tidak mungkin cepat teratasi, siapapun gubernurnya saat ini. Tetapi, Ir (HC) Ciputra melihat sisi lain dari kemacetan itu. Bukan lagi dianggap sebagai rintangan, atau hambatan yang setiap saat bisa memompa tensi lebih tinggi, tetapi sebagai peluang yang bisa produktif dan menghasilkan.
Street Gallerylah, salah satu jawaban yang menaikkan daya pikat orang untuk ke Pondok Indah Mal. Pertama, daripada bête, membuang waktu bersama pada korban macet, lebih baik waktunya dimaksimalkan untuk meeting, diskusi, bertemu klien, merancang gagasan bersama, di Street Gallery Toh sudah tahu, sudah bisa berhitung, mau ngotot di bergerak, menjalani nasib sebagai korban kemacetan, berlama-lama antre jalur, mandek, kaki injak rem dan gas lebih sering, sampai rumahnya juga sama.
Salah-salah nyerempet kiri dan kanan. Apalagi, harus bersaing dengan sepeda motor yang cara mengen daranya semakin ”berani.” Kedua, bagi mereka yang tidak bisa mengejar jam operasional mal, yang rata-rata pukul 22.00 sudah harus tutup. Sementara baru bisa keluar dari kantor jam 21.00, maka Street Gallery juga bisa menjadi alternative tempat nge-mal. ”Kami buka sampai pukul 00.00 week day, dan 02.00 weekend.
Ada banyak restoran dan café favorit di sana. Mau buntut ada Bogor Café, buntut spesialis Borobudur yang sangat terkenal itu,” kata dia. Ada Monolog tempat nongkrong dan minum kopi anak-anak muda. Ada Remboelan, restoran dengan makanan khas Indonesia yang tempatnya didesain suasana rustic dan keren.
Malam jadi siang, siang jadi malam. Itulah hari-hari kehidupan di ibu kota, pun juga yang bermukim di kawasan Jakarta Selatan. Apalagi sepanjang
- Mengenang Thomas Stanford Raffles, Perintis Resident Court Dalam Sistem Juri di Hindia Belanda
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Mengkaji Wacana Wadah Tunggal KPK Dalam Pemberantasan Korupsi
- Quo Vadis Putusan MK Soal Kewenangan KPK Dalam Kasus Korupsi TNI: Babak Baru Keterbukaan & Kredibilitas Bidang Militer
- Menelusuri Jejak Pelanggaran Etika Bisnis: Pinjaman Online Ilegal
- Menenun Asa di Langit Biru: Merajut Masa Depan dengan Udara Bersih