StreetScooter Melayang, Peluang Indonesia Jadi Pemain Global Menipis

StreetScooter Melayang, Peluang Indonesia Jadi Pemain Global Menipis
Ilustrasi mobil listrik. Foto: dok for jpnn

"Barang itu (perusahaan mobil asal Jerman) barang bagus. Kita bilang, ini rugi lah, apa lah. Belum kerja aja sudah bilang rugi,” ujar Bahlil.

Direktur Kelembagaan Mind Id (Inalum), Dany Amrul Ichdan mengatakan, aksi korporasi IBC untuk mengakuisisi StreetScooter melalui konsorsium Odin Automotive belum dapat dilanjutkan karena sudah melewati jadwal yang ditargetkan oleh pihak Deutsche Post DHL sebagai Pemilik Stretscooter di akhir November 2021 lalu.

"Kita harus berlomba dengan kecepatan menangkap peluang. Namun sering terjebak pada intrik like and dislike tanpa asumsi validitas kajian bisnis yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga momentum untuk menguasai teknologi manufaktur mobil listrik dan memasuki pasar global kita lewatkan," katanya.

Padahal menurut Dany, aksi ini merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat hilirisasi ekosistem baterai yakni dengan mempercepat produksi mobil listrik yang teknologi dan pasarnya sangat menjanjikan.

Dany mengatakan, sesungguhnya kajian keekonomian, kajian teknik,legal dan komersial juga sudah dilakukan dengan hasil baik.

Namun, dirinya tidak menampik tentu ada aspek risiko yang timbil, namun hal ini juga sudah disiapkan strategi mitigasinya.

Sehubungan dengan kajian dan peluang yang bagus tersebut, dirinya menilai wajar bila banyak investor di pasar global yang ingin memperkuat value chain bisnisnya dengan mengakuisisi StreetScooter.

Dany mengungkapkan, ke depannya sejalan dengan agresifnya IBC dalam menjalankan roadmapnya tentu akan banyak aksi korporasi yang dilakukan.

Indonesia dipastikan gigit jari lantaran holding baterai nasional alias Indonesia Battery Corporation (IBC) gagal mengakuisisi StreetScooter Engineering

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News