Stroke Jantung

Oleh: Dahlan Iskan

Stroke Jantung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Untuk menjaga kesehatan jiwanya John tidak pernah bilang habit barunya itu sebagai diet. Ia lebih memilih istilah ini: berubah. Dulu makanan apa pun, asal terlihat menarik, ia makan. Kini John berubah.

John juga terus berusaha menambah latihan jalan kakinya: kini sudah bisa mencapai 4 km. Itu bukan untuk menghemat kain.

John pernah terkena stroke di jantungnya. Justru di saat yang amat kritis: di masa kampanye untuk menjadi caleg, padahal saingannya di dapil itu sangat berat: kaya raya, terkenal, dokter ahli bedah jantung, pandai pidato, profesor emeritus, dosen teladan, presenter TV, dan penulis.

Dan yang paling penting: ia didukung penuh oleh Presiden Donald Trump. Namanya: dokter Dr Mehmet Oz.

Mantan presiden Trump sampai beberapa kali kampanye untuk dokter Oz. Media seperti sudah memastikan John, dari Demokrat, pasti kalah.

Pun hasil survei, apalagi kesehatan John begitu buruk dengan ukuran badan begitu gajah. Ternyata John yang menang.

John memang orang istimewa. Ia ahli keuangan. Lulusan Harvard. Ia berhenti bekerja. Ingin menjadi wali kota. Tidak dapat gaji. Ia minta kakaknya mencukupi biaya hidupnya sebagai wali kota.

Kota yang ingin ia bela itu: Braddock. Kecil sekali. Di ketiak kota besar Pittsburgh. Penduduknya hanya sekitar 2.000 orang. Setingkat satu kelurahan kecil di Jawa.

POLITIK tidak harus selalu serius. Lihatlah UU yang baru lahir pekan lalu ini: anggota Senat diharuskan pakai jas, dasi, celana panjang, sepatu kulit, dan...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News