Struktur Ekonomi Belum Stabil
Kebijakan Fiskal Moneter Masih Ketat
jpnn.com - JAKARTA - Tren positif berbagai indikator ekonomi belum cukup bagi otoritas fiskal dan moneter untuk mengubah haluan kebijakannya. Karena itu, pengetatan fiskal dan moneter diperkirakan masih berlanjut tahun ini.
Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan, perbaikan neraca dagang dan neraca pembayaran masih harus ditingkatkan. Karena itu, meski pasar sudah bereaksi positif yang tecermin dari penguatan rupiah, masih diperlukan langkah lanjutan untuk memperbaiki struktur ekonomi. “Karena itu, pemerintah dan BI saya kira masih memegang kebijakan fiskal moneter ketat,” ujanya akhir pekan lalu.
Menurut dia, turunnya defisit neraca berjalan atau current account deficit (CAD) dari USD 8,5 miliar (3,85 persen PDB) menjadi USD 4,0 miliar (1,98 persen PDB) pada triwulan IV 2013 memang sangat melegakan. Apalagi, perbaikan tersebut mendorong neraca pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus USD 4,4 miliar setelah tiga triwulan sebelumnya selalu defisit.
Surplus NPI triwulan IV 2013 itu mendorong kenaikan cadangan devisa dari USD 95,7 miliar pada triwulan III 2013 menjadi USD 99,4 miliar pada Desember 2013. Jumlah tersebut setara 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“(Perbaikan) ini kan baru satu triwulan. Kita inginnya bisa stabil dulu,” katanya.
Chatib menyebut, pemerintah ingin menjaga agar defisit neraca berjalan tidak lebih besar dari 2-2,5 persen PDB. Karena itu, kebijakan pemerintah untuk mengerem impor perlu dijaga. “Ini juga mendapat respons positif dari pasar,” ucapnya.
Ekonom Citibank Asia Pacific Helmi Arman menyatakan, pemerintah dan BI memang semestinya berfokus pada perbaikan defisit neraca berjalan. Setidaknya, defisit itu harus bisa diturunkan di level 2 persen pada 2015. “Itu level yang cukup sehat untuk ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, langkah bank sentral yang mengerek BI rate sebesar 175 basis poin sepanjang 2013 terbukti efektif untuk meredam defisit neraca berjalan. Pada awal tahun ini BI dinilai tepat mempertahankan suku bunga acuan di level 7,50 persen. “Namun, BI masih punya ruang menaikkan BI rate ke level 7,75 persen tahun ini,'' katanya. (owi/c18/oki)
JAKARTA - Tren positif berbagai indikator ekonomi belum cukup bagi otoritas fiskal dan moneter untuk mengubah haluan kebijakannya. Karena itu, pengetatan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Melangkah Maju Menjadi Satu, PT BGR Logistik Indonesia Rayakan HUT ke-3
- 56% Bisnis di Indonesia jadi Korban Fraud Digital, 4 Langkah Penting ini Perlu Diambil
- Konsisten Terapkan Produk Halal, Ajinomoto Raih Penghargaan IHATEC
- Sinar Mas Land Sukses Menyelenggarakan DNA Leadership Summit di BSD City
- Efek Aquabike Championship 2024 Penumpang Ferry di Danau Toba Melonjak 12,7%
- Operasikan Pabrik di Jakarta Timur, Grundfos Gelontorkan Investasi Rp 31 Miliar