Studi: 70 Persen Karyawan yang WFH Khawatir Soal Ini

Sebanyak 53 persen responden menyatakan perubahan kebijakan keamanan siber yang permanen hanya sekitar 30 persen, atau kurang dari keseluruhan kebijakan yang dibuat saat ini.
"Perusahaan harus menyadari ketahanan siber itu merupakan sesuatu yang harus dilakukan sejak awal, dan bukan sebagai akibat dari peristiwa yang akhir terjadi pelanggaran siber," ujar Cisco Director of Cybersecurity untuk ASEAN, Juan Huat Koo.
Lebih lanjut lata Juan Huat Koo, ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam meningkatkan keamanan tersebut.
Pertama, mengadopsi strategi zero trust untuk memverifikasi identitas pengguna sebelum memberikan akses ke aplikasi perusahaan, atau dengan kata lain strateginya ialah untuk melindungi tenaga kerja, beban kerja dan tempat kerja.
"Kedua, otentikasi multi-faktor. Kebanyakan Cisco menemukan pelanggaran keamanan siber terjadi dimulai dari kehilangan password. Karena itu, penting mengimplementasikan otentikasi multifaktor," pungkasnya. (antara/jpnn)
Cisco melaporkan, sebanyak 70 persen karyawan yang bekerja di luar kantor (Work from home/WFH) memiliki kekhawatiran soal ini selama pandemi
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Jaga Keamanan Data Pasien, RS Atma Jaya Gandeng ITSEC Asia
- Gusnar Ismail: Ingat, WFA Itu Bukan Hari Libur
- Indonesia Cyber Crime Combat Center Hadir untuk Lindungi Masyarakat dari Kejahatan Daring
- Telkom Hadirkan Solusi Keamanan Siber Tanpa Kompromi Lewat BigBox AI
- Coretax Sering Galat, Sri Mulyani Janji Bakal Perbaiki Sistem
- Strategi Singapura Dalam Menghadapi Ancaman Keamanan Siber Global