Studi Banding DPR Tak Masuk Akal
Jumat, 29 Oktober 2010 – 20:32 WIB

Studi Banding DPR Tak Masuk Akal
JAKARTA - Pengamat Politik dari Reform Institute, Yudi Latief menilai DPR tidak mengerti asas kebijakan publik terkait seringnya kunjungan kerja ke luar negeri. Menurutnya, kebijakan kunjungan kerja melanggar asas efisiensi anggaran dan keadilan. Tentang kunker DPR yang melanggar asas efisiensi anggaran, Yudi beralasan, DPR seharusnya tidak perlu berangkat ke luar negeri dalam rombongan besar karena materi yang dicari dalam studi banding bisa didapatkan lewat internet yang jauh lebih menghemat anggaran.
"Sekarang mereka (DPR) justru pada titik tidak paham dan kemudian mengembangkan suatu kebijakan studi banding yang tidak memenuhi asas reasonable. Itu yang nggak bisa diterima oleh akal sehat," katanya.
Baca Juga:
Tidak masuk akalnya kebijakan studi banding, kata Yudi, bisa dilihat dari negara-negara tujuan studi banding. "Bagaimana studi banding belajar etika ke Yunani? Sebuah negara yang bangkrut, kan nggak masuk akal. Bagaimana studi banding rumah susun ke Itali yang tidak memiliki banyak rumah susun. Ini yang harus menjadi hukum pertama dalam membuat keputusan dan kebijakan," ucapnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat Politik dari Reform Institute, Yudi Latief menilai DPR tidak mengerti asas kebijakan publik terkait seringnya kunjungan kerja
BERITA TERKAIT
- Legislator PDIP Stevano Dorong MA Segera Membentuk Kamar Khusus Pajak
- RUU TNI Dibahas di Panja, Syamsu Rizal Soroti Mekanisme Penempatan hingga Anggaran
- Komisi III Dukung Sanksi PTDH untuk Oknum Polisi Terlibat Pemerasan di Kepri
- Soal Ketenagakerjaan, Bang Lukman Sampaikan Pesan untuk Pram dan Rano Karno
- Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Jadi Anomali, Hinca Pertanyakan Sistem Rekrutmen Polri
- Dukung Revisi UU TNI, Jenderal Agus: Disesuaikan dengan Permasalahan