Suami-Istri Asal Australia Bantu Anak Telantar di Halmahera
"Kami sudah melihat kemajuan, karena memang yang kami ingin lakukan dulu adalah membangun Maluku."
Meski ketika awal didirikan Hohidiai banyak menerima bantuan dari tim medis luar negeri, kini semua dokter dan perawat yang bertugas di Hohidiai adalah warganegara Indonesia.
"Dulu awal baru didirikan, memang ada tim medis [dari luar negeri] yang membantu karena kami membutuhkan bantuan mereka," kata Esther.
"Sekarang semua perawat dan bidan adalah orang Indonesia."
"Tapi memang itulah keinginan kami, untuk membantu memberikan pelatihan untuk dokter-dokter di Indonesia dengan cara membiayai kuliah mereka ke universitas yang baik," tambahnya.
Selain membiayai kuliah, Hohidiai juga memberikan kesempatan bagi sarjana kedokteran Indonesia untuk melakukan praktek di sana.
Menolong sesuai keahlian
Di tengah banyaknya sukarelawan dari Australia dan Amerika Serikat di Hohidiai, Raymond yang bekerja sebagai guru di Australia menyumbang kontribusi sesuai bidang keahliannya.
"Ada informasi dari kepala sekolah kalau mereka perlu keterampilan konseling untuk guru," kata Raymond yang adalah Sarjana Psikologi dari Universitas Atmajaya Jakarta.
Anak-anak terlantar dan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Maluku Utara mendapatkan secercah harapan untuk masa depan melalui uluran tangan pasangan dari Australia, Peter dan Esther Scarborough
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan