Suara Anak Muda dan Pengaruh Politik Gembira ala PSI

Oleh: Siska Robiah, anggota Bidang Kajian dan Literasi di Departemen Mahasiswa Politik

Suara Anak Muda dan Pengaruh Politik Gembira ala PSI
Gaya Kaesang Pangarep saat mengucap kata cinta kepada istrinya dalam pidato sebagai Ketum PSI. Foto: YouTube Partai Solidaritas Indonesia

“Kita (PSI) harus terjun langsung ke masyarakat. Terjun langsung untuk memperkenalkan diri dan alhamdulillah sekarang banyak yang menerima teman-teman PSI ketika bersosialisasi di masyarakat. Saya rasa harus dilanjutkan terus dan pasti saya ingatkan politik dengan bergembira,” ujar Kaesang.

Potongan pernyataan Kaesang tersebut pada satu sisi dapat dinilai sebagai sebuah konsep yang mengedepankan pendekatan politik yang positif dan inklusif.

Politik gembira model demikian menekankan pentingnya empati, komunikasi, dan kolaborasi antar pelbagai pihak yang nantinya akan berkontestasi pada pelaksanaan Pemilu 2024.

Meski baru bergabung dalam kancah perpolitikan di Indonesia, tetapi model berpolitik yang dibawa PSI tersebut setidaknya terhitung baru dan relevan dengan kondisi hari ini.

Pada satu sisi mereka membawa angin segar dengan memanfaatkan penggunaan pelbagai platform media sosial sekaligus menjadikan anak muda sebagai penggeraknya.

Pada sisi yang lain, cara tersebut tentu dapat dijadikan pijakan untuk menghindari eskalasi prahara politik dan mencela lawan politik yang jamak terjadi di tahun-tahun politik.

Urgensi Politik Gembira

Politik gembira, seperti yang tengah diamplifikasikan oleh PSI, adalah sebuah konsep yang menggabungkan dua elemen yang pada pandangan awalnya mungkin terlihat bertentangan: politik dan kebahagiaan.

Partisipasi generasi muda dalam bidang perpolitikan di Indonesia semakin hari semakin meningkat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News