Suara Bergetar, Bu Guru Honorer Curhat ke Presiden Jokowi
Mega mengajar di bawah yayasan yang diatur oleh Kementerian Agama mengeluhkan persyaratan yang diminta. Persyaratan tersebut mengharuskan guru yang sudah mengajar sejak 2005 ke belakang.
Sementara ia yang bekerja sejak 2009 tidak bisa ikut sertifikasi. Mega menyebut, persyaratan itu ada dalam SK Dirjen.
“Oh jadi yang (tahun) 2005 bisa, tapi kalau yang (tahun) setelahnya tidak bisa. Yang baru malah nggak bisa?” kata Jokowi menegaskan.
Selain itu, lokasi tes yang jauh dari tempat tinggal juga menjadi persoalan. Di samping batasan usia yang ditetapkan hanya sampai 35 tahun saja. Mega mengaku sudah tidak ada harapan lagi untuk sertifikasi karena umurnya sudah menginjak 36 tahun ini.
Jokowi pun mendengarkan keluhan Bu Mega dengan saksama. Sesekali ia menyela omongan Mega karena menyampaikan terlalu buru-buru.
“Usia juga dibatasi sampai 35. Saya sudah 36, sudah nggak ada harapan lho, Pak. Saya bagaimana, Pak?” ujar Mega.
“Bentar ini baru ditulis dulu kan, saya harus bicara dengan menpan RB, mendikbud, dan menteri agama,” terangnya.
Ia pun mengatakan kalau sebetulnya ada beberapa masalah sudah ia tahu mengenai tenaga honorer. Namun tidak semuanya.
Guru honorer menyampaikan sejumlah masalah langsung kepada Presiden Jokowi, antara lain masalah gaji dan sertifikasi.
- Andri Berharap Supriyani Guru Honorer Lulus PPPK 2024, Tes Sebelum Sidang Putusan
- Guru Supriyani Tetap Ikut Tes PPPK Meski dapat Afirmasi
- 5 Berita Terpopuler: Mendikdasmen Beri Sinyal Baik soal PPPK, Ada Regulasi Baru? tetapi Honorer Jangan Nekat ya
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?
- Pemda Mengasumsikan 2025 Masih Ada Honorer, Gaji Jangan Lagi 3 Bulan Sekali
- Kasus Guru Supriyani: Kapolsek Baito Dicopot Gegara Uang Rp 2 Juta, Kanit Reskrim Juga