Suara Hati Para Imigran yang Gagal Menyeberang ke Australia

Nekad Lari karena Takut Mati di Negeri Sendiri

Suara Hati Para Imigran yang Gagal Menyeberang ke Australia
MENANGIS : Muhammad Hadi (kanan) dan Karrara Husein, dua imigran asal Afghanistan yang ditemui di Wisma Dewi Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya Minggu (5/2), menceritakan keluarganya yang dibunuh di Pakistan. Foto: Sandy AW/Radar Tasikmalaya/JPNN
   

Tujuan utama Hadi sejatinya bukan Indonesia. Dia ingin pergi ke Australia dan menjadi warga negeri bekas jajahan Inggris tersebut. Dengan menjadi warga Australia, Hadi berharap mendapat jaminan keamanan, kehidupan yang merdeka.

Hal sama sebenarnya bisa mereka dapat di Indonesia. Masalahnya, untuk menjadi warga Indonesia, mereka harus melewati proses yang lama. "Proses di Indonesia sangat lama. Kami membutuhkan tinggal tiga atau empat tahun," jelasnya.

Dia menegaskan tidak akan kembali ke negaranya. Sebab, hal itu sama saja dengan bunuh diri. Mereka berharap mendapat hidup baru di negara lain. "Kami tidak membutuhkan uang, tapi membutuhkan kehidupan," ungkap Hadi.

Sementara itu, kegagalan menyeberang ke Australia, tampaknya, membuat para imigran tersebut tertekan. Hal itu membuat mereka berontak. Kemarin mereka menggelar aksi di halaman Hotel Wisma Dewi Singaparna. Mereka memprotes fasilitas hotel yang dinilai tidak layak. Para imigran tersebut juga menuntut pihak imigrasi memberikan pelayanan yang baik.

Segala cara dilakukan para imigran asal Timur Tengah untuk meninggalkan negerinya. Dengan modal seadanya, mereka mempertaruhkan nyawa demi menuju

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News