Suara Hati Para Imigran yang Gagal Menyeberang ke Australia
Nekad Lari karena Takut Mati di Negeri Sendiri
Selasa, 07 Februari 2012 – 08:08 WIB
Dalam aksi itu, para imigran tersebut tidur-tiduran di halaman hotel. Mereka juga membuang makanan dari hotel dengan alasan tidak cocok. Sahed Golin, salah seorang imigran dari Iran, menyatakan bahwa aksi protes itu adalah bentuk kekecewaan mereka atas fasilitas hotel yang tidak layak. Salah satunya, air mandi yang tidak bersih.
Pria 42 tahun itu mengatakan, makanan yang diberikan juga tidak sesuai dengan selera para imigran tersebut. Mereka tidak ingin diberi makanan Indonesia, seperti tahu dan tempe. Yang mereka inginkan adalah kebab ayam atau kebab ikan.
Karena itu, mereka membuang makanan yang diberikan hotel. "Ini bukan hotel. Ini pondok. Tidak ada teh, tidak ada kopi dan susu," ucap dia.
Sahed mengungkapkan, ada beberapa imigran dari Iran yang sakit, terutama anak-anak. Namun, tidak ada pelayanan medis. "Kami butuh obat-obatan," tegas dia.
Segala cara dilakukan para imigran asal Timur Tengah untuk meninggalkan negerinya. Dengan modal seadanya, mereka mempertaruhkan nyawa demi menuju
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408