Suara Para TKW yang Sudah Tak Tahan Tinggal di Negeri Jiran
Nur Bisa Bawa Gaji, Santi Ingin Kuliah Lagi
Rabu, 01 September 2010 – 08:08 WIB
Senasib dengan Nur, Yustina Wiyanti merupakan TKI lain yang juga akan pulang sebelum Lebaran. Wanita 22 tahun itu mengaku minggat dari majikan karena tidak pernah mendapat makanan sehat selama 1,5 tahun bekerja sebagai PRT. "Saya hanya makan nasi dan mi instan setiap hari. Tidak ada yang lain," ucapnya.
Badan Yustina tampak kurus. Rambutnya tipis awut-awutan. Dengan tinggi sekitar 150 sentimeter, berat Yustina tidak sampai 40 kilogram. "Alhamdulillah, ini sudah gemuk sedikit dibanding saat pertama saya datang enam bulan dulu di sini (penampungan, Red)," ungkap wanita asal Kabupaten Lampung Utara tersebut.
Memang, Yustina tak pernah mengalami kekerasan fisik dari majikan. Namun, dia tidak betah dengan peraturan majikannya yang tidak manusiawi. Misalnya, dirinya tidak boleh libur sehari pun, tidak diizinkan mudik Lebaran, dan tidak mendapat makan selayaknya. Dia juga tidak bisa keluar dari rumah majikan.
Namun, suatu hari, Yustina mendapat kesempatan untuk melarikan diri dari rumah majikan. Meski tanpa membawa apa-apa, dia merasa lega bisa bebas. Dia kemudian ditolong orang-orang yang berempati terhadap masalah yang dihadapinya. "Saya lalu dibawa ke penampungan KJRI ini," kisahnya.
Sekitar 80 tenaga kerja Indonesia (TKI) di Johor Bahru, Malaysia, menunggu deportasi karena tak memiliki dokumen resmi. Mereka harus hengkang dari
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408