Suara Para TKW yang Sudah Tak Tahan Tinggal di Negeri Jiran

Nur Bisa Bawa Gaji, Santi Ingin Kuliah Lagi

Suara Para TKW yang Sudah Tak Tahan Tinggal di Negeri Jiran
Nurhayati (kiri) saat berbincang dengan penghuni penampungan TKI Johor Bahru, Malaysia. Foto: Nungki Kartikasari/Jawa Pos

Yustina sudah sangat ingin pulang ke kampung halaman. Dia ingin berkumpul dengan keluarga dan membantu orang tua bekerja di sawah. "Saya ingin membantu orang tua menyekolahkan adik hingga bisa kuliah," tegas gadis lulusan SD itu.

Tidak semua bisa pulang sebelum Lebaran. Beberapa TKW terpaksa merayakan Idul Fitri 1431 H di penampungan sambil menunggu giliran dipulangkan ke tanah air. Salah satunya, Situm. Wanita 59 tahun tersebut sudah satu tahun tujuh bulan tinggal di penampungan, namun belum jelas kapan akan dipulangkan.

Meski tak sabar menunggu giliran dideportasi ke Indonesia, Situm tetap harus bertahan hidup di penampungan. "Sebenarnya saya sudah bosan begini. Hanya makan dan tidur. Saya ingin pulang," tuturnya dengan ekspresi memelas.

Ibu tujuh anak itu juga menyesal termakan PJTKI yang tidak bertanggung jawab. Sebab, selama 2,5 tahun bekerja sebagai PRT, dirinya tidak pernah mendapat gaji dari majikan. Padahal, sebelumnya, wanita asal Solo itu dijanjikan gaji Rp 400 ribu per bulan. "Saya tidak pernah mendapat upah sepeser pun," ujarnya.

Sekitar 80 tenaga kerja Indonesia (TKI) di Johor Bahru, Malaysia, menunggu deportasi karena tak memiliki dokumen resmi. Mereka harus hengkang dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News