Suara PKS Tak Meningkat Drastis Setelah 10 Tahun jadi Oposisi, Begini Analisis Pengamat
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kurang mendapat apresiasi pemilih meski menjadi oposisi selama sepuluh tahun terakhir.
Menurut Pangi, suara PKS pada praktiknya tidak melonjak drastis meskipun parpol berkelir putih dan oranye itu sepuluh tahun berada di luar pemerintahan era Presiden Jokowi.
"Ternyata perilaku pemilih kita tidak mengapresiasi hal ini. Seharusnya, mereka memberikan suaranya untuk PKS agar bisa menambah kursi di DPR," kata dia kepada awak media, Minggu (17/3).
Pangi melanjutkan perolehan suara PKS tidak seperti PDI Perjuangan setelah sepuluh tahun berada di luar pemerintahan.
Menurut pria kelahiran Sumatera Barat itu, PDI Perjuangan memperoleh suara tinggi setelah sepuluh tahun menjadi oposisi bagi pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Fenomena PKS menjadi oposisi selama sepuluh tahun tidak semaksimal apa yang dilakukan PDIP. Hasilnya, PDIP panen pada pemilu kedua yang memperoleh suara terbesar,” ungkapnya.
Pangi mengatakan, menjadi partai di luar pemerintahan sangat susah, tetapi rakyat seakan tidak memberikan ganjaran sepadan pada Pemilu 2024.
"Rakyat tidak memberikan reward terhadap perjuangan PKS. Saya berpikir bahwa PKS bisa nomor satu atau dua, tetapi faktanya tidak seperti yang dihitung di atas kertas," lanjutnya.
PKS bakal mempertimbangkan posisi politik sepuluh tahun ke belakang dengan perolehan suara pemilu 2024 dalam menentukan arah bagi pemerintahan mendatang.
- Soal Kunker Perdana Prabowo ke China, Sukamta PKS Singgung Kemerdekaan Palestina
- Ikan PrimaLand
- PKS Gelar Ngobrol Santai Seputar Budaya Bersama Para Seniman
- Fraksi PKS Dukung Indonesia di Era Prabowo Gabung ke Organisasi BRICS
- Mahyeldi Diinginkan Lagi Jadi Gubernur Sumbar versi Survei Voxpol
- Agung-Markarius Siap Tata TPA di Pekanbaru, Olah Sampah Jadi Briket dan Energi Baru