'Suara seperti Guntur, Crane Itu Jatuh Tepat di Hadapan Saya'
Meskipun timbul perasaan yang tidak nyaman, karena hujan deras Ninda dan jemaah lainnya enggan meninggalkan tempat. "Sekitar pukul 17.15, ada bunyi seperti guntur. Ternyata suara itu yang jatuh adalah crane, dari lantai paling atas. Lantai yang tepat di atas saya," cerita Ninda.
Yang bikin dia tambah syok ada korban jiwa tepat di depan matanya. “Jamaah haji menggunakan kursi roda. Tidak dapat bergerak dan menyelamatkan diri " kata Ninda dengan suara bergetar.
Dia sendiri terkena serpihan bangunan dari lantai 3. "Tangan saya terkena bongkahan bangunan dari lantai 3. Handpone saya terlempar. Setelah itu saya langsung menyelamatkan diri kea rah tempat Sa’i," ungkap Ninda.
Tak ada yang bisa diperbuatnya selain berserah pada Allah. "Gemetaran, nangis tidak henti-henti sambil terus berdzikir. Itu saja yang bisa dilakukan."
Namun, seperti niatnya bertahan di Masjidil Haram dalam cuaca buruk di luar, Ninda masih sempat shalat Magrib dalam keadaan tangan cedera. Setelah itu ia keluar tapi tidak menemukan satu pun bus yang beroperasi karena jalan ditutup.
“Akhirnya jalan kaki sekitar 2 km sampai terminal Mahbas Jin, baru ditolong dengan ambulance,” ucapnya.
Saat ditolong petugas ambulance, kondisi Ninda sudah drop. Merasakan antara sadar dan tidak. “Tidak full pingsan. Ndak dibawa ke RS karena ambulance Saudi udah seperti kamar (RS), udah lengkap alatnya,” tutur mahasiswi S2 ini.
Menurut Ninda, lokasi Tragedi Masjidil Haram itu masih boleh digunakan untuk tawaf meski lantai 3 dan 2 sekarang ditutup. “Jadi, hanya lantai dasar yang digunakan,” tutupnya. (M Iqbal)
ARNINDA Idris namanya. Perempuan cantik ini merupakan Koordinator Admin Koran Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group). ------------- Laporan: Achmad Mundzirin
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408