Suara-suara Histeris Menggedor-gedor Gerbang yang Terkunci
Pabrik Petasan Meledak dan Terbakar
Raymond tidak punya pilihan lain selain menunggu bantuan datang. Membiarkan si jago merah menari-nari mencabuti nyawa di area pabrik. Hawa panas menyengat sampai radius puluhan meter dari tembok pabrik.
Pikiran Raymond saat itu juga mengirimkan dugaan bahwa ada beberapa genset dan alat mudah terbakar lain yang masih tersisa di dalam pabrik. ”Kalau kita maju terus, itu risiko bagi anggota,” katanya.
Armansyah mengungkapkan, kawan-kawannya melihat korban yang keluar dengan menderita luka bakar.
Seorang ibu sempat terlihat keluar dari gerbang depan yang diselimuti api. Sekujur tubuhnya melepuh karena panas.
”Kulit-kulitnya sudah pada berjatuhan, ada pula yang sudah menyatu dengan tubuhnya,” tutur Armansyah.
Beruntung nasib sang ibu. Dia bisa meneruskan langkah berlari menuju seberang jalan tempat para anggota Brimob bersiaga. Para anggota pun meraihnya dan memasukkannya ke ambulans yang segera meraung menuju rumah sakit.
Baru pukul 12 siang api bisa dipadamkan dan para personel Brimob di bawah pimpinan Raymond bisa bernapas lega.
”Sejak pagi memang sudah bau (bubuk mesiu, Red),” ujar Armansyah. (*/c10/ttg)
Dari gerbang depan pabrik petasan yang meledak itu terdengar suara-suara menjerit histeris menggedor-gedor gerbang yang terkunci.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Heboh Insiden Carok Pendukung Cabup, Brimob Hingga Marinir Dikerahkan ke Sampang
- Ini Lho Isi Surat JAD soal Teror Bom Panci di Kampus Unpar, Cermati Kalimatnya
- Menyerang Brimob, Jaksa Agung Sedang Cuci Tangan di Kasus Timah dan Tom Lembong?
- Jenderal Sigit Puji Brimob yang Bebaskan Pilot Susi Air dari Penyanderaan KKB
- Bantah Pengepungan Kejagung, Dankorbrimob: Tidak Ada yang Superior Di Republik Ini
- Pendukung Paslon Ricuh di Dekat Lokasi Debat Pilgub Sulsel, Brimob Terluka