Suara Tak Terucap dari Kelok Seribu (Bagian 2)

Kedekatan Pimpinan dengan Rekanan Menakutkan Bawahan

Suara Tak Terucap dari Kelok Seribu (Bagian 2)
Suara Tak Terucap dari Kelok Seribu (Bagian 2)
Saya memang prihatin di PLN ini. Saya lihat sangat banyak suami-istri yang harus hidup berjauhan bertahun-tahun. Bahkan mungkin sampai pensiun kelak. Untuk itu, saya minta izin untuk menyebut general manajer PLN NTT sebagai contoh. Istri Pak Janu itu dulunya juga karyawan PLN. Namun, mereka sepakat hanya suami yang meniti karir. Sedangkan sang istri mempersiapkan tiga anaknya agar tidak menjadi anak pembantu.

 

Hasilnya hebat: anak-anak Pak Janu hebat-hebat, pinter-pinter. Di Fakultas Elektro ITB dan Fakultas Elektro Undip. Pak Janu adalah tipe pemimpin yang tidak banyak bicara tapi nyata kerjanya.

 

Saya mencatat ada tiga jenis karyawan. Pertama yang bicaranya hebat tapi kerjanya juga hebat. Kedua yang bicaranya luar biasa, kalau diskusi paling pintar, kalau berteori paling canggih, namun tidak pernah bisa bekerja dengan baik. Dan yang ketiga adalah yang kalau rapat hanya sesekali bicara, yang kalau tidak ditanya tidak bunyi, tapi hasil kerjanya luar biasa.

 

Kami berpisah di Bandara Kupang. Hari sudah senja dan kami harus segera kembali ke Jakarta. Kami sudah berkeliling Kupang pada hari pertama kunjungan ini. Hari itu, pukul 05.00 subuh kami sudah berkeliling Kota Kupang untuk melihat sendiri lampu penerangan jalan raya yang menggunakan tenaga matahari.

 

MASYARAKAT Ruteng-Maumere punya cara melewati "kelok seribu" tanpa mabuk. Yakni, naik "bus kayu". Itulah kendaraan umum yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News