Suara Terbanyak, Politik Jadi Mahal
Senin, 26 Januari 2009 – 23:35 WIB
Baca Juga:
"Masyarakat diiming-imingi dan dibiasakan dengan yang namanya uang, yang akan berujung pada praktek money politic. Ini demoralisasi karena masyarakat memilih seorang calon karena uang. Ini berbahaya, karna demokrasi menyebabkan masyarakat meninggalkan nilai-nilai moral," tambah Din lagi.
Ancaman ini mendorong Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar, untuk mendorong dan mempelopori masyarakat untuk tidak memilih mereka yang hanya menyebarkan uang, tapi tidak memiliki komitmen moral.
"Bahwa proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini, perlu kita dukung dengan cara yang benar. Termasuk mendukung jangan ada persaingan tidak sehat, gontok-gontokan, apalagi yang menimbulkan konflik yang bisa membawa perpecahan," tandas Din.
SOLOK - Meski diakui memiliki sejumlah sisi positif, sistem suara terbanyak dikhawatirkan mendorong terciptanya politik mahal yang bisa berujung
BERITA TERKAIT
- Geram dengan KPK, Megawati: Siapa yang Memanggil Kamu Hasto?
- Setelah Sengketa Pilpres 2024, MK Bersiap Menyidangkan PHPU Pileg
- Apresiasi Putusan MK, AHY: Pimpinan Hadapi Tekanan dan Beban Luar Biasa
- MK Anggap Tidak Ada Keberpihakan Presiden terhadap Prabowo-Gibran
- KPU Bakal Umumkan Hasil Rekapitulasi Setelah Waktu Berbuka
- KPU Upayakan Rekapitulasi Nasional Rampung Sebelum 20 Maret