Suara Terbanyak, Politik Jadi Mahal

Suara Terbanyak, Politik Jadi Mahal
Suara Terbanyak, Politik Jadi Mahal

Senada dengan Din, Bachtiar Effendi yang juga Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah, merisaukan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan para caleg saat kampanye, akan mendorong para caleg terpilih untuk berusaha mengganti 'modal' dengan cara apapun.

Bachtiar menilai, sistem suara terbanyak sebenarnya belum saatnya diterapkan di Indonesia. Lebih tepat diterapkan di negara yang menggunakan sistim distrik dalam pemilunya.

"Banyak yang harus dipikirkan bersama. Di sisi lain, memang memberi peluang merata, tapi perlu dipikirkan dampak negatif lain yang juga ikut tercipta," tandasnya.(ysd/jpnn)

SOLOK - Meski diakui memiliki sejumlah sisi positif, sistem suara terbanyak dikhawatirkan mendorong terciptanya politik mahal yang bisa berujung


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News