Suarakan Penundaan Pemilu 2024, Bamsoet Diminta Teladani Airlangga
Kondisi ekonomi Indonesia justru memperlihatkan hal sebaliknya.
“Sebenarnya hampir apa yang menjadi asumsi mereka itu tidak ditemukan sampai sekarang misalnya soal kondisi ekonomi. Kan pemerintah kita mengakui kondisi ekonomi bagus-bagus saja. Memang akan menghadapi krisis, tetapi kan pemerintah selalu mengatakan justru optimistis,” ungkapnya.
Itu sebabnya, lanjut Ray, alasan ekonomi sudah tidak lagi relevan ketika dijadikan argumen dasar untuk menunda Pemilu 2024.
“Jadi, alasan-alasan ekonomi, keterpurukan, macam-macam itu, saya kira sudah jelas tidak bisa dijadikan patokan dan dasar,” tegasnya.
Ray menilai ungkapan itu bisa jadi menyiratkan adanya perasaan takut kalah dan ketidaksiapan dalam menghadapi kontestasi 2024.
Bahkan, Ray menyarankan pihak yang menginginkan penundaan Pemilu 2024 untuk mundur dari gelanggang.
“Sejak dulu saya sarankan mereka yang tidak siap ikut Pemilu 2024, ya sebaiknya mundur saja. Tidak usah ikut. Biar yang siap-siap saja yang jalan. Karena asumsi-asumsi yang mereka bangun itu bukan kita yang bantah, mereka sendiri,” pungkas Ray.
Setop Berwacana
Ray Tangkuti mengatakan alasan Bamsoet untuk menunda Pemilu 2024 mendapat pembanding dari Airlangga Hartarto yang optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia.
- Transaksi Modal dan Finansial Melonjak, Neraca Pembayaran Indonesia Surplus
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal