Subsidi Listrik Dicabut, 18 Juta Rumah Tangga Turun Daya Belinya
Penyesuaian tarif listrik itu menyebabkan daya beli masyarakat turun. ”Ada 18 juta rumah tangga turun daya belinya, karena yang tadinya dapat subsidi (TDL) menjadi tidak dapat,” ujar Enny.
Menurut dia, penurunan daya beli masyarakat dapat terlihat dari angka penjualan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan perusahaan ritel, maupun pasar tradisional.
Di mana pertumbuhan sektor tersebut tidak lebih dari 7 persen. ”Penyesuaian tarif listrik ini berkontribusi pada inflasi sekaligus berkontribusi pada penurunan daya beli,” bebernya.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebutkan, penyesuaian tarif listrik harus diimbangi peningkatan layanan.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo menyatakan, jika tarif listrik naik dan ada peningkatan mutu pelayanan akan lebih mudah diterima konsumen.
”Idealnya besar-kecilnya tarif berbanding dengan benefit dan mutu pelayanan,” ujar Sudaryatmo.
Menurut Sudaryatmo, masyarakat umumnya tidak memahami alasan pemerintah mencabut subsidi.
”Yang mereka tahu hanya terjadi peningkatan tarif listrik. Kalau belanja listrik naik, tapi saat yang sama diimbangi tingkatan mutu pelayanan, misalnya pemadaman dari 20 kali jadi 10 kali, mungkin bisa diterima konsumen,” timpalnya.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menegaskan, kebijakan subsidi listrik tepat sasaran untuk pelanggan 900 VA bukan sebagai bentuk baru kenaikan
- Mulyanto Sebut Subsidi Orang Miskin Lebih Perlu Ketimbang Pembelian Kendaraan Listrik
- Amin Ak Soroti Pencabutan Subsidi Tarif Kereta Listrik untuk Kelas Menengah
- Intan Fauzi: Masyarakat Jangan Percaya Isu Penghapusan Subsidi Listrik
- Kompor 450, Dahlan Iskan: Bisa Dibayangkan Hebohnya
- Kompor 450
- Catatan Ketua MPR: Memastikan Subsidi Tepat Sasaran Demi Sehatnya APBN