Subsidi Listrik Rp 58,72 Triliun
Rabu, 01 Juni 2011 – 07:35 WIB
JAKARTA - Pemerintah mengajukan kenaikan subsidi listrik pada 2012 mencapai Rp 58,72 triliun atau naik 44,28 persen dibandingkan asumsi dalam APBN 2011 sebesar Rp 40,7 triliun. Usulan itu dengan asumsi margin usaha PLN sebesar 8 persen. Kemampuan investasi PLN itu berupa pendanaaan proyek prioritas khususnya peningkatan rasio elektrifikasi. Untuk kegiatan efisiensi usaha dilakukan melalui optimalisasi pembangkitan listrik dengan peningkatan penggunaan gas, batu bara, dan panas bumi serta penurunan susut jaringan. Pada 2012, biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik direncanakan Rp 988 per kWh atau setara dengan Rp 171,67 triliun.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, margin diperlukan untuk meningkatkan kemampuan PLN berinvestasi dan meningkatkan efisiensi usaha. "Estimasi kebutuhan untuk subsidi listrik 2012 adalah Rp 58,72 triliun. Asumsi tersebut berdasarkan penjualan listrik 173,77 TWh (tera Watt hour), susut jaringan 8,90 persen, marjin usaha 8 persen," kata Jarman di Jakarta, Selasa (31/5).
Baca Juga:
Perkiraan subsidi sebesar RP 58,72 triliun itu dengan asumsi nilai tukar Rp 9.200 per USD harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) USD 85 per barel, dan susut jaringan 8,9 persen.
Baca Juga:
JAKARTA - Pemerintah mengajukan kenaikan subsidi listrik pada 2012 mencapai Rp 58,72 triliun atau naik 44,28 persen dibandingkan asumsi dalam APBN
BERITA TERKAIT
- Gandeng 2 Mitra Strategis, BNC Konsisten Salurkan Kredit Modal Kerja
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi
- Harga Minyak Goreng Meroket, Kemendag Akui Ada Kenaikan
- Hingga Oktober 2024, BSN Tetapkan 15.432 SNI
- Berpengalaman 19 Tahun, Safira Group Wujudkan Hunian Impian di Solo Raya
- Begini Upaya Bea Cukai Memutus Rantai Peredaran Rokok Ilegal di 2 Wilayah Ini