Sudah 650 Nyawa Melayang, Assad Terus Bombardir Ghouta
jpnn.com, BEIRUT - Hujan peluru di Eastern Ghouta, Syria, tidak berhenti. Saat ini serangan militer Syria difokuskan ke Kota Mesraba. BBC melansir bahwa Presiden Bashar Al Assad berhasil menguasai 10 persen wilayah Eastern Ghouta setelah membombardirnya tanpa henti selama dua pekan.
Penduduk yang ketakutan dengan gempuran terus-menerus itu akhirnya memilih melarikan diri dari tempat tinggalnya.
Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) kemarin, Minggu (4/3) melaporkan bahwa 300–400 penduduk melarikan diri dari Beit Sawa.
Pasukan Assad sudah berjarak 3 kilometer dari Beit Sawa. Berbagai laporan menyebutkan, serangan yang dilancarkan Assad itu bertujuan untuk membelah Eastern Ghouta menjadi dua.
Pasukan Syria menyatakan bahwa pihaknya menggempur Eastern Ghouta karena pasukan pemberontak meluncurkan serangan di dekat Damaskus.
’’Sejumlah besar teroris telah terbunuh dan markas besar, terowongan, benteng, dan peralatan mereka telah dihancurkan,’’ bunyi pernyataan pasukan Syria kemarin.
Di pihak lain, PBB mengungkap lebih dari 650 orang tewas dan 2 ribuan lainnya luka-luka akibat serangan pasukan Syria sejak 18 Februari. Sekitar 150 korban tewas adalah anak-anak.
PBB menyatakan bahwa militer Syria telah memberikan hukuman kolektif kepada seluruh penduduk Eastern Ghouta. Penduduk kian merana karena gencatan senjata lima jam per hari agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Eastern Ghouta tak pernah terealisasi.
Dua pekan sudah pasukan Syria dan Rusia membombardir Eastern Ghouta. Sudah 650 nyawa melayang akibat operasi pengeboman brutal itu
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Tolak Bom
- Rezim Assad Tumbang, Jerman Langsung Tutup Pintu untuk Warga Suriah
- Dunia Hari Ini: Warga Suriah Mengambil Barang-barang di Istana Assad
- Muhammad al-Julani Jadi Sosok Penting Penggusur Bashar al-Assad, Inilah Profilnya