Sudah 800 Nyawa Melayang, Indonesia Cs Malah Halangi Embargo Senjata untuk Myanmar

Sudah 800 Nyawa Melayang, Indonesia Cs Malah Halangi Embargo Senjata untuk Myanmar
Warga menangis histeris saat menghadiri pemakaman Khant Nyar Hein, mahasiswa kedokteran berusia 17 tahun yang tewas tertembak saat aparat keamanan melakukan tindakan keras ditengah aksi unjuk rasa menentang kudeta di Yangon, Myanmar, Selasa (16/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/AWW/djo

jpnn.com, NEW YORK - Sembilan negara Asia Tenggara anggota ASEAN mengusulkan revisi yang akan memperlemah resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Myanmar.

Salah satu usulan adalah dihilangkannya seruan embargo senjata terhadap negara yang kini dikuasai junta militer tersebut.

Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam menulis kepada Liechtenstein yang menyusun rancangan PBB tersebut---setelah pemungutan suara yang direncanakan pekan lalu ditunda pada menit terakhir.

Dalam surat tertanggal 19 Mei dan dilihat oleh Reuters pada Jumat (28/5), negara-negara Asia Tenggara mengatakan rancangan tersebut "tidak dapat meminta dukungan seluas mungkin dalam bentuknya saat ini, terutama dari semua negara yang terkena dampak langsung di kawasan."

Sembilan negara itu juga menilai bahwa negosiasi lebih lanjut diperlukan "untuk membuat rancangan dapat diterima, terutama untuk negara-negara yang paling terkena dampak langsung dan yang sekarang terlibat dalam upaya untuk menyelesaikan situasi tersebut. "

"Ini juga merupakan keyakinan teguh kami bahwa jika resolusi Majelis Umum tentang situasi di Myanmar akan membantu negara-negara di ASEAN, maka itu perlu diadopsi melalui konsensus," tulis negara-negara itu, mengacu pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Surat itu ditandatangani semua negara ASEAN kecuali Myanmar.

Rancangan resolusi menyerukan "penangguhan segera atas pasokan, penjualan, atau transfer langsung dan tidak langsung semua senjata dan amunisi" ke Myanmar. Negara-negara Asia Tenggara ingin bahasa itu dihapus.

Di saat lembaga kemanusiaan mendesak PBB memberlakukan embargo senjata terhadap Myanmar, Indonesia dan 8 negara lainnya justru menolak

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News