Sudah Ada Kesepakatan untuk Menerima Lagi Pekerja Asing Untuk Pertanian di Australia
Pemerintah Australia akan segera mengizinkan pekerja asing untuk masuk lagi bekerja di ladang pertanian dalam kesepakatan antara Partai Koalisi yang memerintah Australia saat ini.
Wakil Partai National, David Littleproud, yang juga Menteri Pertanian Australia mengatakan kesepakatan sudah dicapai dan visa khusus berkenaan dengan pertanian akan segera diumumkan.
Saat ini partai yang memerintah di Australia adalah koalisi dua partai yaitu Partai Liberal dengan Scott Morrison memegang jabatan Perdana Menteri dan Partai National yang dipimpin Michael McCormack.
Basis kekuatan Partai National kebanyakan adalah di daerah pedesaan, sementara Partai Liberal memiliki lebih banyak pendukung di kawasan perkotaan.
Pernyataan Michael muncul saat PM Morrison yang sedang menghadiri KTT G-7 di Inggris bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang menyetujui prinsip perjanjian perdagangan bebas kedua negara.
Ada kekhawatiran perjanjian perdagangan bebas akan menghilangkan ketentuan bagi para pemegang visa Working Holiday (WHV) dari Inggris, atau dikenal dengan istilah 'backpackers', tidak harus lagi bekerja selama 88 hari di daerah regional untuk memperpanjang visa mereka untuk tahun kedua.
Padahal saat ini para pemilik lahan pertanian mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerja karena penutupan perbatasan internasional.
Sebelum Australia menutup perbatasan karena pandemi COVID-19, sekitar 70 persen pekerja di ladang pertanian Australia adalah pekerja asing.
Pemerintah Australia akan segera mengizinkan pekerja asing untuk masuk lagi bekerja di ladang pertanian
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium