Sudah Cukup Alasan Bagi Jokowi Melakukan Reshuffle Kabinet
Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menyebutkan, tingkat kepuasaan terhadap pemerintah pusat cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
Temuan Charta Politika menyebut kepuasan publik ke pemerintah mencapai angka 70,7 persen pada Februari 2020.
Namun, angka itu menurun drastis pada periode Mei 2020.
"Kepuasan terhadap pemerintah pusat cenderung mengalami penurunan. Adapun besaran penurunan terjadi dari angka 70,7 persen di bulan Februari menjadi angka 58,8 persen di bulan Mei,” ungkap Yunarto dalam diskusi "Reshuffle Kabinet Atau?".
Di forum yang sama, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan, persepsi publik soal isu reshuffle menteri mendapatkan banyak dukungan.
Sebanyak 64,8 persen responden setuju jika Presiden Jokowi mengadakan reshuffle sekarang ini.
“Mayoritas 64,8 perseb setuju jika presiden melakukan perombakan kabinet. Menariknya, jumlah yang setuju ini cukup merata merupakan mayoritas di semua pendukung partai," ujar Burhan, sapaan Burhanuddin Muhtadi.
Di sisi lain, Politikus senior Golkar Agun Gunandjar menyebut indikator melakukan reshuffle kabinet pada saat ini telah terpenuhi.
Muncul dukungan dari publik agar Presiden Jokowi melakukan reshuffle agar kinerja kabinet membaik di masa pandemi COVID-19.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Akbar Yanuar
- Repdem Desak Presiden Prabowo Pecat Menteri Yandri