Sudah Dibebaskan Imigrasi Singapura, Ustaz Solmed Masih Sedih
jpnn.com - Ustaz Sholeh Mahmoed Nasution atau yang akrab disapa Ustaz Solmed sudah bisa bernafas lega.
Dia kini sudah berada di Indonesia setelah petugas imigrasi bandara Changi, Singapura memperbolehkannya pulang.
“Alhamdulillah saya sudah dipulangkan dengan pesawat Lion jam 19.50, sekarang sudah di Jakarta. Terima kasih untuk semua sahabat yang sudah bantu dari ruang isolasi. Saya dibawa empat orang polisi menuju ruang tunggu pesawat. Saat itu saya tanya lagi, apa salah saya? Dia jawab kamu clear,” ungkap Ustaz Solmed di akun Twitternya, Sabtu (3/6) malam.
Meski sudah berada di Jakarta, dia masih bersedih lantaran kawannya yang sesama ustaz belum diperbolehkan kembali ke Indonesia.
“Kawan saya, Ustadz Syurohbil Mahfudz MA d(anak KH. Mahfudz Asirun, Rois Syuriah NU Jakarta) masih ditahan di Singapore, mohon perhatiannya,” kicau Ustaz Solmed.
Menurut suami April Jasmine ini, dia sengaja curhat di media sosial lantaran merasa tak ada yang bisa membantunya keluar dari bandara Singapura.
“Sekali lagi, terima kasih untuk semuanya. Saya bingung tadi harus bagaimana kecualli bercerita atas peristiwa yang baru saja saya alami,” tukasnya.
Sebelumnyanya, Ustaz Solmed sempat ditahan oleh petugas imigrasi selama hampir 11 jam. Petugas sendiri tidak memberitahukan alasan penahanannya hinga membuat Ustaz muda itu bingung. Bahkan dirinya juga tak bisa menghubungi Kedubes Indonesia di Singapura untuk meminta bantuan. (mg7/jpnn)
Ustaz Sholeh Mahmoed Nasution atau yang akrab disapa Ustaz Solmed sudah bisa bernafas lega.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Waduh, 5 WNI Ini Ingin Jual Ginjal ke India, Diiming-imingi Uang Sebegini
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Agus Andrianto, Reserse Berpengalaman Polri Jadi Menteri Imigrasi dan PAS
- 12 WN Nigeria Dicokok Kantor Imigrasi Jakarta Utara saat Operasi Jagratara III
- Kantor Imigrasi Bekasi Ikuti Apel Gelar Pasukan Jagratara di Bali
- Petugas Imigrasi Boleh Bawa Senpi, Sahroni: Awas Kalau Petantang-petenteng