Sudah Dicatut di Medsos, Tommy Soeharto Masih Dimintai Duit

jpnn.com, JAKARTA - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dibuat gerah oleh ulah sejumlah oknum yang mencatut namanya di akun media sosial Facebook dan Twitter. Bahkan, ada pihak yang berani meminta sejumlah duit pada putra bungsu Presiden KEdua RI Soeharto itu.
Kuasa hukum Tommy, Erwin Kallo mengungkapkan, kliennya merasa terganggung karena ada akun di medsos yang mencatutnya untuk menebar hoaks dan ujaran kebencian. Bahkan, ketika Tommy menyomasi pencatut namanya, pihak yang disomasi itu malah meminta uang dengan alasan karena sudah punya banyal follower di medsos.
"Ada beberapa pihak yang menggunakan nama beliau. Hari ini kita klirkan itu bukan beliau. Ini demi tercipta satu keadaan yang damai. Beliau resah dengan ujaran kebencian dan hoaks itu. Ada yang terang-terangan minta uang, mereka bilang saya punya followers sudah 60 ribu, wani piro," ungkap Erwin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/10).
Tommy, kata Erwin, mengkhawatirkan akun-akun palsu itu akan trus menyebar ujaran kebencian dan hoaks yang berimplikasi hukum. Namun, Erwin juga mengendus motif politik dan ekonomi di balik akun-akun di medsos yang mencatut nama Tommy.
Dari sisi politik, pembuat akun palsu ingin berita yang dibuatnya dibaca orang. Karena itu, Tommy tidak ingin hal semacam ini terus-terus berlangsung.
Bila tidak segera diklarifikasi, dia khawatir dianggap publik bahwa berita-berita hoaks itu benar adanya. "Ada beberapa yang kami somasi, dan dilakukan proses hukum. Saat ini masih tahap penyelidikan," ujar Erwin, tanpa memerinci pelaku pembuat akun palsu Tommy.(fat/jpnn)
Kuasa hukum Tommy Soeharto, Erwin Kallo menduga ada motif politik dan ekonomi yang dilakukan pembuat akun di medsos yang mencatut putra bungsu Pak Harto itu.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Pelaku Ujaran Kebencian di Australia Bisa Dipenjara Dua Tahun
- Minta Pengusutan Hoaks Tendensius ke Kapolri, PP GPA: Jika Dibiarkan Memicu Konflik
- Hanya Demi Popularitas, Konten Kreator Asal Malaysia Buat Informasi Palsu
- Viral AMDK Keruh Dinilai 'Berbau' Persaingan Bisnis Tak Sehat
- Hati-Hati, Penipuan Berkedok Lowongan Petugas Haji di Media Sosial
- Sandy Permana Dibunuh, Sahabat Kaget dan Sempat Mengira Hoaks