Sudah Lama Berkawan dengan Orang Utan

Sudah Lama Berkawan dengan Orang Utan
BERPENGALAMAN: Aschta Nita Boestani Tajudin saat berkeliling di KBS. Foto: Frizal/Jawa Pos

Sementara itu, perbaikan nutrisi akan difokuskan pada penambahan kapasitas ruang penyimpanan pakan. Tambahan nutrisi untuk satwa seperti kalsium dan vitamin juga bakal disuguhkan pada satwa. Pengunjung dilarang memberi makan. Akan disediakan keranjang khusus di dekat kandang satwa untuk tempat memberi makan hewan. ”Jadi, kacang bisa dimasukkan di keranjang saja. Nanti keeper yang akan memberi makan,” tutur dia.

Perbaikan pelayanan medis akan difokuskan pada pembagian kinerja dokter hewan. Mereka akan ditugasi secara khusus pada empat grup besar kelas satwa. Yakni, aves, reptil, mamalia, dan pisces. ”Saat ini sudah ada tiga dokter. Kami mungkin perlu menambah tiga atau empat lagi,” ungkapnya.

Yang tak kalah penting adalah peningkatan kemampuan para keeper satwa. Dia melihat di antara 47 keeper, hampir semua telah berusia di atas 40 tahun. Aschta berencana merekrut keeper baru dengan latar pendidikan sarjana biologi atau kedokteran hewan.

Keeper itu juga bakal bertugas merawat satwa dan memandu pengunjung yang ingin tahu banyak soal satwa. ”Kelak KBS harus menjadi pusat pendidikan dan riset satwa yang mumpuni. Khususnya satwa Indonesia,” tuturnya. (*/c7/dos)

 


Terik matahari tidak begitu terasa di dalam Kebun Binatang Surabaya (KBS). Pepohonan rimbun menghalau sinar yang terik pada Sabtu siang lalu (27/9).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News