Sudah Meninggal, Mbah Maridjan Masih Produktif
Senin, 22 Juli 2013 – 12:57 WIB

Sudah Meninggal, Mbah Maridjan Masih Produktif
Tak terasa, seribu hari berlalu, warga lereng Merapi kehilangan Mbah Maridjan. Sosok kharismatik yang menjadi panutan itu meninggal dunia saat Gunung Merapi mengalami erupsi pada 26 Oktober 2010.
= = = = = = = = = = = = = = = =
YOGI ISTI PUJIAJI, Sleman
= = = = = = = = = = = = = = = =
Hawa dingin mulai menusuk tubuh kala kabut mulai turun. Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 15.45. Satu-persatu, warga Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan berdatangan di bekas kediaman Mbah Maridjan. Tak seperti biasanya, kawasan seluas separo lapangan bola yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan, kali ini dipadati warga sekitar. Panggung kecil didirikan di depan deretan ratusan kursi, saling berhadapan, dibawah tratag yang membentang hampir memenuhi pekarangan. Semua sarana itu untuk keperluan warga dalam gelaran doa bersama mengenang seribu hari wafatnya Mbah Maridjan.
Tak terasa, seribu hari berlalu, warga lereng Merapi kehilangan Mbah Maridjan. Sosok kharismatik yang menjadi panutan itu meninggal dunia saat Gunung
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara