Sudah Puluhan Tahun, Persoalan Asap Tak Tuntas-tuntas
“Kan banyak solusinya,” tegas Syarif.
Salah satu solusi, kata dia, bisa dengan menggalakkan hutan tanaman industri. Selain itu, produknya bisa dijamin di pasaran. Sehingga masyarakat mau menanam. Ini diyakininya akan mengurangi pembakaran hutan dan lahan.
“Ini bisa menjadi solusi supaya tidak ada pembakaran. Misalnya cetak sawah dan lain-lain,” ungkap Syarif.
Namun, dia juga melihat tidak ada kemajuan dari pemerintah selama ini dalam mencegah terjadinya pembakaran hutan dan lahan.
Ia mengaku heran kepada pemerintah karena baru beraksi setelah kejadian. “Selama ini kalau sudah ada kejadian baru beraksi. Tapi, untuk pencegahan supaya tak terulang lagi di tahun berikutnya dilupakan,” kritik dia.
Karenanya, ia berharap penanganan maupun pencegahan harus dilakukan secara kontinyu. Menurut dia, jangan nanti ketika kejadian baru beraksi. Bahkan, ketika hujan turun, asap hilang, lalu lupa melakukan upaya pencegahan agar tak terulang lagi di tahun berikutnya.
“Saya lihat selama ini pemerintah masih bekerja secara temporer,” ucapnya.
Padahal, lanjut dia, masalah pembakaran hutan dan lahan yang berakibat asap banyak sekali menimulkan kerugian. Misalnya, ekonomi jadi terhambat. Juga menimbulkan masalah kesehatan masyarakat dan lainnya. “Terutama di Kalimantan dan Sumatera,” kata politikus asal Kalbar itu.(boy/jpnn)
JAKARTA - Persoalan kabut asap akibat pembakaran lahan dan huta memang tak ada habis-habisnya. Hampir setiap tahun, wilayah Sumatera dan Kalimantan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Teruntuk Jenderal Listyo Sigit, Anda Dicap Terlibat Merusak Demokrasi di Indonesia
- Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Menahan 3 Ketua Pokja Proyek DJKA
- Parcok Cawe-Cawe di Pilkada, Deddy PDIP Serukan Copot Jenderal Listyo
- KSAD Jenderal Maruli: Lulusan Seskoad Harus Mampu Mengemban Tugas Masa Depan
- Barang Hasil Penindakan di 3 Wilayah Ini Dimusnahkan Bea Cukai, Berikut Perinciannya
- Terima JAM Intel Kejagung, Mendes Yandri Ingin Perkuat Pengawasan Dana Desa