Sudah Ratusan Tahun Dukuh Ini tak Ada Listrik, di Jawa Bro!
jpnn.com - SUNGGUH kasihan anak-anak di Dukuh Pliken, Desa Pungangan, Kecamatan Doro, Pekalongan, Jawa Tengah. Saat menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS), mereka belajar dengan mengandalkan lampu teplok. Sudah ratusan tahun listrik PLN belum sampai ke pedukuhan tersebut.
M Hadiyan, Doro
Matahari mulai turun dari peraduannya. Udara dingin tak berhenti membelai sekujur tubuh setiap orang. Anak-anak menghentikan waktu bermainnya dan bergegas lari memenuhi panggilan sang orangtua. Wajar saja, mereka harus belajar mengingat minggu ini masih dalam masa ujian tengah semester (UTS).
Kepergian anak-anak ke kediamannya masing-masing membuat suasana Dukuh Pliken, Desa Pungangan, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, tampak sunyi, nyaris tak ada lagi aktivitas di luar rumah penduduk. Pedukuhan ini menjadi gelap gulita ketika malam hari.
Bagi ratusan warga Pliken, listrik masih menjadi hal yang asing dan mahal. Sebab, pedukuhan tersebut belum teraliri listrik dari PLN.
Untuk mendapatkan penerangan, masyarakat menggunakan lampu teplok berbahan bakar minyak tanah atau solar. Solar maupun minyak tanah pun harus didapatkan di pusat kecamatan yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari rumah mereka.
Pemandangan di dalam rumah Afifudin (8), tak jauh beda dengan rumah-rumah lain. Pusat penerangan berada pada nyala api kecil di ujung sumbu lampu teplok.
Lampu teplok itu ditaruh di sebuah meja kayu tepat di depan Afif yang mulai membuka lembar demi lembar buku pelajaran. Dia tampak serius membaca bait-bait tulisan di depan cahaya jingga yang membekas bayangan pada tembok kayu rumahnya.
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang