Sudah Ratusan Tahun Dukuh Ini tak Ada Listrik, di Jawa Bro!
"Kalau belajar ya seperti ini. Tidak ada listrik, jadi gelap-gelapan," kata Afif.
Kelamaan membaca di cahaya samar membuat matanya mudah capek menerawang bahan pembelajaran untuk UTS. Sehingga, ia tak pernah berhasil belajar berlama-lama pada malam hari.
"Besok UTS, saya harus belajar. Tapi, karena gelap, saya nggak bisa belajar lama-lama. Soalnya capek," kata anak kelas II di SD Pliken itu.
Ia sengaja mengajak teman-temannya ke dalam rumah untuk belajar bersama agar semakin meningkatkan motivasi menghadapi UTS.
Setiap hari, warga Pliken rata-rata membutuhkan satu liter solar untuk menghidupkan lampu teplok di dalam rumahnya. Padahal, harga seliter solar eceran disana mencapai Rp12 ribu.
Maka wajar, jika kondisi ini membuat tingkat pendidikan di pedukuhan itu rendah. Sebagian besar warga di Dukuh Pliken hanya lulusan SD. Selain belum tersentuh listrik, kondisi ekonomi warga di daerah tersebut juga lemah. Di sisi lain, letak SMP terdekat ada di Desa Rogoselo yang jaraknya lebih dari 9 kilometer.
"SMP terdekat hanya ada di Desa Rogoselo yang jaraknya lebih dari 9 kilometer. Anak-anak yang sekolah SMP ya jalan kaki setiap hari, tapi sedikit yang sampai SMP," kata Kepala Desa Pungangan, Rubai, kemarin.
Dikatakan, sebanyak 42 rumah di Pedukuhan itu sama sekali tidak ada listri sedangkan 30 rumah memakai kincir rakitan untuk penerangan.
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang